Surat Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Kepada Amirul Mukminin



Ibnu Abi Dunya menyebutkan bahwa Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri (Seorang ulama salafus shalih dari kalangan tabi’in. Klik disini untuk melihat biografi singkatnya, red) menulis surat kepada amirul mukminin Umar ibn Abdul Aziz -rahimahullaahu-.

Beliau –rahimahullaahu- berkata dalam suratnya, “Dunia adalah kampung singgah, bukan tempat tinggal. Adam diturunkan ke dunia adalah sebagai hukuman. Maka waspadalah wahai amirul mukminin, karena bekal dari dunia adalah dengan meninggalkannya, sedangkan kekayaan dari dunia adalah kemiskinan. Di dunia, setiap saat ada orang yang terbunuh. Dunia menghinakan orang yang memuliakannya dan memiskinkan orang yang menghimpunnya. Dunia laksana racun yang dimakan orang yang tidak mengetahuinya, disanalah kematiannya. Maka, jadilah penyembuh luka bagi orang itu, yang berlindung sejenak demi menghindari rasa sakit yang memanjang dan bersabar terhadap kerasnya obat demi menghindari lamanya cobaan.

Waspadalah baginda, terhadap negeri yang menipu, membujuk, dan membawa lamunan (i.e dunia, red). Ia berhias dengan gaya tipunya, menggiurkan dengan bujukannya, menerbangkan khayalnya dengan harapan-harapan kosong. Ia menciptakan kerinduan bagi para perindunya. Dunia laksana pengantin wanita yang ditampilkan di atas singgasana pelaminan. Kala itu, semua mata terpana, semua hati terpesona, dan semua hawa nafsu terpaku. Sementara pengantin itu adalah ‘pembunuh’ suami-suaminya.

Tragisnya, mereka yang masih hidup ini tidak mengambil pelajaran dari generasi sebelumnya. Orang yang mengenal Allah Azza wa Jalla akan menerima sebagai pelajaran ketika mendapat berita seperti ini. Penggemar dunia mendapatkan perolehan sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga ia pun tertipu, terbuai, melampaui batas (ghuluw), dan melalaikan akhirat. Hatinya telah tertanam disana sehingga kakinya terpeleset. Betapa besar kekecewaan dan betapa panjang keluh kesah. Pada dunia berkumpul sekarat dan rasa sakit, kekesalan tertinggal beserta ketidakpuasan. Ia meninggalkan dunia dalam kondisi penuh keprihatinan dan tidak mendapatkan apa yang dicarinya. Sementara itu, jiwanya tidak bisa beristirahat dari kepayahan. Maka dia keluar dari dunia tanpa membawa bekal apapun dan melangkah tanpa landasan.

Berhati-hatilah wahai baginda amirul mukminin, terhadap dunia. Yang menyenangkan itu lebih mengkhawatirkan. Pemilik dunia, ketika dia sedang bersenang-senang dalam kegembiraan, dia akan dikejutkan oleh perkara yang tidak menyenangkan. Apa yang menyenangkan dari dunia adalah makanan yang membahayakan. Kemakmuran disana bersambung dengan cobaan. Kebesaran disana menjadi fana. Maka kegembiraan bercampur dengan kesusahan. Ketika berpaling maka tidak akan kembali dan tidak diketahui apa yang harus dinanti. Harapan-harapannya bohong, cita-citanya adalah batil, kejernihannya keruh, dan kehidupannya susah.

Apabila Pencipta Dunia tidak memberitahukan tentang dunia, juga tidak memberikan perumpamaan, pastilah dunia itu sendiri sudah menggugah orang yang tidur dan menyadarkan orang yang lalai. Maka bagaimanakah jika datang berbagai penghardik dan sejumlah penasihat, sementara disisi Allah Azza wa Jalla adalah dunia yang tidak bernilai dan tidak berbobot? Bahkan Allah Ta’ala tidak pernah memandangnya sejak diciptakan.

Dunia telah menghadap Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama, lengkap dengan kunci dan gudang-gudangnya. Semua itu tidak lebih berharga daripada sayap nyamuk[1]. Beliaupun menolaknya dan tidak mau menerima. Maka Allah Subhaanahu wa ta’ala pun menyingkirkan dunia dari orang-orang shalih sebagai sebuah pilihan. Sementara itu, Dia melapangkan dunia kepada musuh-musuhNya sebagai tipuanNya. Sehingga orang yang tertipu dunia akan menyatakan (atau menyangka) bahwa Allah Ta’ala sedang memuliakannya. Ia lupa apa yang diperbuat Allah Azza wa Jalla pada nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallama yang mengganjal perutnya tatkala kelaparan.”

Dinukil dari; ‘Uddatush Shaabirin hal. 368

_____________________

[1]. Sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits: Dari Sahl ibn Sa’id radhiyallaahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Kalau saja dunia di sisi Allah sebanding dengan (berat) sayap nyamuk, niscaya Dia tidak akan memberikan minum orang kafir seteguk airpun.” [HR. At-Tirmidzi No. 2320 dan beliau mengatakan bahwa hadits ini “shahih’, Ibnu Majah No. 4110]



0 Respones to "Surat Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri Kepada Amirul Mukminin"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula