Al-Imam Ahmad bin Hambal berkata, Aun ibn Jabir menceritakan kepada kami, dia berkata, aku mendengar Muhammad ibn Daud dari bapaknya dari Wahab yang berkata:
Para pengikut Nabi Isa ‘Alaihissalam berkata, “Wahai Isa, siapakah kekasih Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang mereka tidak merasa takut dan tidak bersedih?”
Nabi Isa ‘Alaihissalam menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang melihat pada substansi dunia di saat orang-orang melihat pada kesegeraannya (yang tampak).
Mereka mematikan nilai-nilai dunia yang memang dikhawatirkan dapat mematikan mereka. Mereka meninggalkan apa yang akan meninggalkan mereka. Perilaku memperbanyak dunia, bagi mereka adalah mempermiskin. Mengingat dunia bagi mereka adalah kehilangan. Kegembiraan kala memperoleh dunia menurut mereka adalah kesusahan. Nilai dunia yang menghalangi, mereka tolak. Kehormatan dunia yang bukan hak mereka diletakkan.
Dunia bagi mereka adalah benda lusuh yang tidak dapat diperbaharui dan barang rusak yang tidak diperbaiki. Atau sesuatu yang mati dalam hati yang tidak bisa dihidupkan. Mereka robohkan dunia. Dengan dunia mereka bangun akhirat. Mereka jual dunia untuk memperoleh nilai keabadian akhirat. Mereka menolak dunia, karenanya mereka menjadi orang-orang yang bahagia. Mereka menyaksikan para pemburu dunia tergeletak tersungkur oleh siksa. Mereka hidupkan daya ingat pada kematian dan mereka matikan daya ingat pada kehidupan. Mereka mencintai Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan mencintai dzikir kepada-Nya. Mereka diterangi cahaya Allah Azza wa Jalla.
Pada diri merekalah segala kebaikan yang menakjubkan juga berita-berita yang menggemparkan. Karena mereka Kitab Allah Subhaanahu wa Ta’ala menjadi tegak dan disana pulalah Kitab Allah Subhaanahu wa Ta’ala tegak. Mereka adalah Kitabullah yang berbicara. Dengan Kitab itu mereka dimengerti. Juga dengan Kitab itu mereka berperilaku. Mereka tidak melihat perolehan sebagai perolehan. Mereka tidak melihat keadaan tenang di balik harapan dan tidak melihat suatu ketakutan di balik kepribadian mereka.”
Al-Imam Ahmad bin Hambal berkata, Umar bin Sa’ad bin Daud Al-Jufri meriwayatkan dari sufyan, ia berkata:
Isa ibnu Maryam ‘Alaihissalam berkata, “Pangkal dari segala kesalahan adalah cinta dunia, sedangkan pada harta itu terdapat banyak sekali penyakit.”
Mereka bertanya, “Penyakit apa itu?”
Isa ‘Alaihissalam menjawab, “Tidak akan selamat dari rasa bangga dan kesombongan.”
Mereka bertanya, “Jika dia selamat?”
Isa ‘Alaihissalam menjawab, “Menyikapinya dengan baik akan melalaikan dirinya dari berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla.”
Mereka berkata, “Demikian ini dapat diketahui dan disaksikan sebagai sebuah kenyataan. Yakni kecintaan terhadap dunia membawa kesalahan lahir dan batin. Apalagi dunia tidak didapatkan kecuali dengan berunsur kesalahan. Maka disanalah para pemabuk dunia tidak menyadari kesalahan dan keburukan yang ada, apalagi membenci dan menjauhi dunia. Cinta dunia akan membawa ke wilayah syubhat, wilayah makruh, kemudian wilayah haram. Selain itu seringkali menjerumuskan (pelakunya) kepada kekafiran. Begitulah yang terjadi pada umat-umat terdahulu. Cinta dunialah yang membawa pada kekafiran yang membinasakan[1]. Ketika para rosul melarang mereka dari perilaku syirik dan maksiat, kecintaan mereka kepada dunia membuat mereka mendustakan dan melawan larangan itu. Jadi kesalahan apapun di dunia ini, pangkalnya adalah cinta dunia.
Jangan lupa pula bahwa kesalahan kedua orang tua kita terdahulu (Adam dan Hawa, red) itu disebabkan oleh kecintaan untuk terus abadi di dunia. Kita tidak lupa pula dengan dosa Iblis. Dosanya disebabkan oleh kecintaannya pada kepemimpinan yang merupakan kecintaan yang lebih buruk daripada kecintaan terhadap dunia. Atas sebab itu pulalah Fir’aun, Haman beserta bala tentaranya, Abu jahal dan kaumnya, serta (kaum) Yahudi kufur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala.
Kecintaan kepada dunia dan kekuasaan inilah yang meramaikan neraka dengan penghuni-penghuninya. Sedangkan zuhud pada dunia dan harta membuat surga ramai dengan penghuninya. Adapun mabuk cinta terhadap dunia itu jauh lebih berbahaya daripada mabuk karena khamr. Orang yang mabuk cinta terhadap dunia ini tidak sadar kecuali kelak ketika (dia berada) di gelapnya alam kubur. Adapun (jika) penutup (sekat/tabir) kemabukan ini disingkap di dunia maka akan terlihat (efek) bahayanya yang lebih dahsyat daripada mabuk karena khamr. Tetapi dunia telah menyihir akal manusia dengan begitu hebatnya.”
--- Selesai kutipan ---
Dinukil dari: ‘Uddatus Shaabirin hal. 352-353, 355-356, karya Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
_______________________
[1]. Sebagaimana sabda Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama, “Wallaahi (Demi Allah), bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, akan tetapi yang aku takutkan adalah jika dunia dibentangkan lebar-lebar atas kalian sebagaimana telah dibentangkan atas umat-umat sebelum kalian, kalian berlomba-lomba mengejar/memperebutkan dunia sebagaimana mereka terdahulu melakukannya, (dan akhirnya) dunia pun membinasakan kalian sebagaimana dunia telah membinasakan umat-umat sebelum kalian.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Note: Saya menemukan dan mendengar hadits ini pertama kalinya di dalam kitab Qaala Ibnu Rajab Al-Hambali dan dari kaset ceramah Al-Ustadz Abdurrahman Lombok -hafidhahullaahu-
0 Respones to "Petuah Isa Ibnu Maryam ‘Alaihissalam"
Posting Komentar