Kedahsyatan Microsoft Excel (“MS Excel”) Bag. II



Kembali ke topic “Dahsyatnya Microsoft Excel” bab: Visual Basic Application (“VBA”) atau Macros. Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai kedahsyatan Microsoft Excel berikut manfaatnya dalam aktivitas keseharian kita. Pada kesempatan kali ini, saya akan menshare salah satu contoh syntax VBA yang sempat saya gunakan untuk menampilkan record data dengan menggunakan teknik looping (pengulangan). Bagi rekan-rekan yang mahir dalam bidang pemrograman, mungkin sample syntax berikut tidaklah sulit. Namun bagi seorang pemula seperti saya yang tidak memiliki basic pemrograman sama sekali, perlu waktu berjam-jam untuk memahami, mempelajari, dan memodifikasi syntax tersebut agar bisa terbaca dan terdeteksi oleh Microsoft Excel. Nah jika suatu saat rekan-rekan diminta atasan, teman atau rekan sejawat untuk menyiapkan data serupa dengan karakteristik data yang berulang, rekan-rekan bisa mengadopsi syntax berikut dan memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan. Sebagai catatan, syntax ini saya peroleh dari sebuah vba-forum yang dikelola oleh para MVP VBA Excel professional dari berbagai negara. Bagi rekan-rekan yang masih belum memahami apa dan bagaimana VBA diaplikasikan, jangan khawatir, rekan-rekan bisa mempelajari dasar-dasarnya terlebih dahulu dengan mengakses url yang memuat referensi-referensi tentang VBA yang banyak tersebar di internet seperti www.excel-vba.com, www.ozgrid.com/VBA, http://www.vbtutor.net/VBA/vba_tutorial.html dan lain-lain atau melalui buku-buku seperti Microsoft Excel 2007: Pemrograman VBA, Membuat Aplikasi Penjualan menggunakan Macro Excel dan lain-lain. Kunci utamanya hanya ada dua; yakni mau belajar dan banyak mencoba, jangan patah arang ketika gagal dalam bereksplorasi. OK, langsung saja ke topic pembahasan,..

'Option Explicit

Sub RepeatAgain()

Dim rw, i, a, rCount As Long

Dim aRange, iRange, CellA, MSISDN As Range


Syntax VBA biasanya diawali dengan “Sub” dan diikuti oleh nama program yang akan kita buat. “RepeatAgain” adalah contoh nama yang saya pilih karena program tersebut berisi syntax-syntax looping. Coba perhatikan, pada syntax diatas terdapat “Dim” yang berfungsi untuk mendeklarasikan variable [Microsoft Excel 2007: Pemrograman VBA, Penerbit ANDI, Yogyakarta]. Rw, i, a, rCount, iRange dan seterusnya adalah nama-nama variable yang saya gunakan dalam program tersebut dimana masing-masing memiliki type yang merupakan pengganti dari variable itu sendiri (e.g Long dan Range)

Set iRange = Sheets("Result").Range("C11")

Set MSISDN = Range("C11", Range("C" & Rows.Count).End(xlUp))


Range pada dasarnya identik dengan cell, baik itu single maupun multiple. “A1” misalnya, tetap disebut sebagai range meskipun tunggal. Agar syntax yang kita tulis tidak terlalu panjang, maka pada syntax-syntax tertentu yang digunakan secara berulang (lebih dari sekali pemakaian, red) bisa kita setting di awal dengan menggunakan kode “Set” seperti contoh diatas.

Ketika Syntax **Range("C11", Range("C" & Rows.Count).End(xlUp))** dirunning (dijalankan), maka system secara otomatis akan memblok data mulai dari cell “C11” sampai cell “C[number]”. Number ini menunjukkan jumlah row (baris) dimana record terakhir pada kolom “C” itu berada. Misal posisi record berada pada row ke 22, maka number pada “C[number]” adalah 22 (i.e “C22”). Barangkali ada pertanyaan, apa sih bedanya ** .End(xlUp))** dengan**.End(xlDown)**?. Sejauh yang saya tahu, perbedaannya hanya terletak pada proses/cara system melakukan pemblokingan dan pada hasil blokingannya saja. ** .End(xlUp))** >> akan memblocking data dari record terakhir ke record awal sedangkan **.End(xlDown)** >> akan memblocking data dari record awal ke record terakhir. Sampai disini masih mudah bukan?

'On Error GoTo MyExit

rw = Range("C" & (Rows.Count)).End(xlDown).Row

a = WorksheetFunction.CountA(Range("C11", "C" & rw))

**On Error GoTo MyExit** sebenarnya berfungsi untuk “mengabaikan error” yang mungkin muncul pada saat program dirunning. Ketika benar bahwa error tersebut ditemukan, maka action otomatis yang dilakukan oleh system adalah “Exit” dari program. Namun jika kita ingin mengetahui letak errornya, sebaiknya syntax tersebut dimatikan dengan menambahkan kode [‘] di awal syntax.

**Range("C" & (Rows.Count)).End(xlDown).Row** merupakan salah satu syntax dari sekian model syntax VBA yang menunjukkan jumlah baris pada suatu kolom tanpa kita “batasi”, kecuali oleh “keterbatasan” jumlah baris pada Excel itu sendiri. Bingung ya? Hehe, sekali-kali boleh kan pakai bahasa majasi. Contoh simpelnya begini; di MS Excel 2003 jumlah maksimum data yang mampu ditampung adalah 65.536 record, artinya jumlah baris maksimal pada MS Excel 2003 adalah 65.536. Nah ketika syntax diatas dirunning system akan menunjukkan hasil **rw = 65.536**. Berbeda ceritanya jika syntax tersebut kita jalankan di MS Excel 2007, karena hasilnya akan menunjukkan **rw = 1.048.576**. Kenapa? Karena jumlah maksimum data yang mampu ditampung di MS Excel 2007 adalah 1.048.576 record, jauh lebih besar dari kapasitas maksimum record di MS Excel 2003. Nah itulah kurang lebih makna kalimat “tidak dibatasi kecuali oleh keterbatasan jumlah baris pada Excel itu sendiri”

**WorksheetFunction.CountA(Range("C11", "C" & rw)) ** merupakan fungsi numerical yang akan menghitung jumlah record pada suatu kolom secara otomatis (dalam hal ini adalah kolom C). Kurang lebih cara kerjanya sama dengan fungsi “CountA” di (sheet) MS Excel. Syntax tersebut merupakah hasil eksplorasi saya pribadi dengan pertimbangan bahwa data yang akan saya olah sifatnya dinamis (i.e record bisa bertambah sewaktu-waktu, red) sehingga perlu adanya fungsi otomatis yang mampu menghitung setiap perubahan record yang terjadi dalam kolom tersebut.

If a = 0 Then

MsgBox "Punten pangisikeun heula datana Kang .. ^_^. Nuhun", _

vbCritical + vbOKOnly, "Wartos!"

Exit Sub

End If

Perlu kreatifitas dan imajinasi dalam pemrograman. Ibarat masakan, kita tidak selalu harus patuh mengikuti pakem/petunjuk cara memasak atau cara memilih bahan/bumbu. Kita bisa menambah atau mengurangi bahan/bumbu tersebut sesuai dengan kebutuhan dengan cara bereksplorasi. Salah satunya adalah syntax sederhana diatas. Syntax tersebut digunakan untuk mendeteksi apakah record yang akan kita looping tersebut eksis/ada/tersedia. Jika tidak, maka system akan menampilkan pesan "Punten pangisikeun heula datana Kang .. ^_^. Nuhun". System tidak akan mengeksekusi program hingga data tersebut tersedia.

For Each CellA In MSISDN

For i = 0 To Range("D" & (CellA.Row)).Value - 1

If Not IsEmpty(Range("C" & (CellA.Row)).Value) Then

iRange.Offset(i).Value = Range("C" & (CellA.Row)).Value

End If

Next i

Set iRange = iRange.Offset(i)

ActiveCell.Offset(1).Select

Next CellA

Syntax diatas merupakan inti dari program yang saya buat dan merupakan bagian yang paling rumit, yakni looping record. Butuh waktu beberapa jam untuk memastikan bahwa syntax berjalan sesuai dengan harapan melalui metode “try and error”. Barangkali kita pernah belajar atau mendengar logika looping seperti For…Next, For Each…Next, Do While…Loop dll. Nah kita bisa menggunakan salah satunya. Dalam case diatas saya memilih menggunakan “For Each…Next”. Dasar pertimbangannya hanya satu yakni karena logikanya paling mudah dipahami (bagi saya), hehe. Di bagian sebelumnya, saya sudah menset variable MSISDN sebagai Range, maka syntax **For Each CellA In MSISDN** bisa dibaca sbb: “Untuk setiap data yang terecord di dalam range MSISDN”, dan **Next CellA** berfungsi melakukan looping sebanyak jumlah record yang ada di range MSISDN. Kenapa variable (i) dimulai dari 0, tidak dari 1?, Sebab kita ingin record hasil looping pertama ditempatkan pada **Sheets("Result").Range("C11")**. Jika nilai (i) diset diangka 1, maka posisi record pertama berada di cell (“C12”), bukan (“C11”) pada Sheets(“Result”). Itulah mengapa saya tulis (-1) pada syntax **Range("D" & (CellA.Row)).Value – 1**

**Range("D" & (CellA.Row)).Value – 1** sendiri pada dasarnya berupa value. Sumber rujukannya adalah record di cellA dalam range MSISDN. Jika cellA berada pada posisi record cell (“C11”) di Sheets(“Raw Data”) misalnya, maka Range("D" & (CellA.Row)).Value menunjukkan nilai numerical record di cell sebelahnya, yakni cell (“D11”). Pada case diatas, cell (“C11”) dan seterusnya berisi data MSISDN [e.g +62811222333, +62811223344 dll], sedangkan cell (“D11”) dan seterusnya berisi data jumlah poin [e.g 5, 10, 6 dll]. Clear?..Lanjut kalau begitu..

**If Not IsEmpty(Range("C" & (CellA.Row)).Value)** digunakan sebagai prasyarat bagi syntax selanjutnya, yakni jika value pada Range("C" & (CellA.Row)) tidak kosong (terisi), maka **iRange.Offset(i).Value = Range("C" & (CellA.Row)).Value** bisa dijalankan. Sebaliknya jika value tersebut kosong, maka looping tidak bisa dilakukan.**Offset(i)** berfungsi untuk menggeser posisi cell aktif. Ketika nilai i = 0, maka posisi cell aktif tetap di tempat semula. Cell aktif baru akan bergeser ke row selanjutnya setelah nilai i > 0. Jadi logikanya adalah jika record padaRange("C" & (CellA.Row) tidak kosong, maka system akan melooping Range("C" & (CellA.Row)).Value sebanyakRange("D" & (CellA.Row)).Value kali, dimana hasilnya akan ditempatkan di iRange.Offset(i).

Sejauh yang saya ketahui syntax **Set iRange = iRange.Offset(i)** berfungsi mengurutkan record hasil looping danmemastikan bahwa jumlah record tersebut sudah sesuai dengan nilai i-nya (jumlah poinnya, red). Jika syntaxtersebut dimatikan, maka hasilnya akan jauh berbeda.

Sheets("Raw Data").Range("E8").Select

End Sub

**Sheets("Raw Data").Range("E8").Select** Merupakan syntax yang berguna untuk menggeser posisi cell aktifterakhir ke posisi range (“E8”) di Sheets(“Raw Data”). Jadi setelah proses looping selesai, saya ingin memposisikandefault cell aktif ke range (“E8”). Sebagai penutup, program “RepeatAgain” saya akhiri dengan kode **End Sub**yang menunjukkan bahwa program looping telah sempurna. Selamat mencoba Guys dan jangan pernah lelah untuk bereksplorasi.. ^_^

[Baca Selengkapnya...]


Dunia Yang Penuh Dengan Ujian dan Cobaan



Dunia memang penuh dengan ujian dan cobaan, entah itu berbentuk musibah maupun kesenangan-kesenangan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala, “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Al-Anbiya’: 35)

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma ketika menafsirkan ayat ini: “(Kami uji kalian) dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sehat dan sakit, dengan kekayaan dan kefakiran, serta dengan yang halal dan yang haram. Semuanya adalah ujian.”

Ibnu Yazid rahimahullahu juga mengatakan: “Kami uji kalian dengan sesuatu yang disenangi dan yang dibenci oleh kalian, agar Kami melihat bagaimana kesabaran dan syukur kalian.”

Apakah hidup kita di dunia akan terus-menerus lurus tanpa sedikitpun diuji? Sekali-kali tidak karena Allah Ta’ala berfirman;

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-’Ankabut: 3)

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’dy rahimahullahu menyatakan dalam tafsirnya: “Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan tentang hikmah-Nya yang sempurna. Di mana sifat hikmah-Nya mengharuskan setiap orang yang mengaku beriman tidak akan dibiarkan begitu saja dengan pengakuannya. Pasti dia akan dihadapkan pada berbagai ujian dan cobaan. Bila tidak demikian, niscaya tidak bisa terbedakan antara orang yang benar dan jujur dengan orang yang dusta. Tidak bisa terbedakan pula antara orang yang berbuat kebenaran dengan orang yang berbuat kebatilan. Sudah merupakan ketentuan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia menguji (manusia) dengan kelapangan dan kesempitan, kemudahan dan kesulitan, kesenangan dan kesedihan, serta kekayaan dan kemiskinan.”

Source: Sebagian isi dikutip dari www.asysyariah.com dengan beberapa tambahan dari penulis.

[Baca Selengkapnya...]


Kedahsyatan Microsoft Excel (“MS Excel”) Bag. I



Barangkali kita sering diminta bantuan oleh atasan kita, atau rekan-rekan kita di departemen yang lain untuk mengolah data tertentu menggunakan Microsoft Office. Software ini memang tercatat sebagai aplikasi yang sangat user friendly sekaligus multi-fungsi. Betapa tidak, hampir setiap karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan, instansi-instansi pemerintah maupun swasta, para enterpreneur hingga para pelajar mampu mengoperasikannya. Bahkan aplikasi ini bisa dikatakan “wajib hukumnya” terinstall di setiap personal computer atau notebook para pemiliknya. Sebagai justifikasi akan penting dan bergunanya aplikasi ini dalam kehidupan sehari-hari, banyak perusahaan pencari tenaga kerja professional yang mencantumkan kalimat “Computer literate with good knowledge of Microsoft Office application” di salah satu requirementnya. Bahkan adapula perusahaan yang secara spesifik mencantumkan syarat “mampu mengoperasikan” beberapa aplikasi Office sekaligus dengan standar level “Advanced” kepada para candidatnya. Salah satunya adalah Miscrosoft Excel (“MS Excel”), aplikasi bawaan Microsoft Office yang paling sering digunakan setelah Microsoft Word (“MS Word”).

Sehebat apa sih MS Excel itu?. Bagi seorang pemula seperti saya, aplikasi ini awalnya terkesan biasa-biasa saja. Kenapa? Karena selama ini implementasi akan fungsi-fungsi pengolahan data yang kompleks tidaklah banyak terpakai sejalan dengan sederhananya materi data yang kita olah sehingga pemicu yang mendorong kita untuk mempelajari fungsi-fungsi bawaan MS Excel yang lain (secara lebih dalam) juga sangat rendah. “No trigger at all”, kira-kira begitu bahasa simpelnya. Barangkali ada rekan yang belum tahu bahwa di dalam MS Excel itu terdapat sebuah aplikasi berbasis pemrograman yang biasa disebut dengan Visual basic Application (“VBA”) atau Macros. Syntax aplikasi ini mirip dengan Visual Basic karena sama-sama menggunakan bahasa “Basic”. Namun di VBA, kita akan lebih banyak bermain dengan “Cell”, “Column”, “Row” dll. Singkatnya saya ingin mengatakan bahwa MS Excel itu adalah aplikasi yang luar biasa, multifungsi untuk segala kebutuhan baik itu pengolahan data maupun database, khususnya bagi mereka yang sudah mempelajari kontennya secara mendalam. Barangkali porsi function yang kita ketahui dan kita pelajari sejauh ini baru “sekian persennya” saja dari kesuluruhan “knowledge” function yang ada di dalam MS Excel.

Kedasyatan aplikasi ini saya rasakan beberapa waktu yang lalu ketika saya diminta (oleh atasan) untuk menyiapkan data “MKIOS Number” dan “End-User MSISDN” yang ter-record di sebuah system (yang bernama ADN, red). Nomor-nomor tersebut merupakan representasi dari para peserta program wisata belanja ke salah satu negara tetangga dan program umrah ke Makkah Arab Saudi. Masing-masing nomor menyimpan poin yang nilainya disesuaikan dengan besaran reload/ recharge “A” (i.e MKIOS) number serta banyaknya jumlah New MSISDN yang diaktifkan oleh peserta. Tugas saya adalah merecord nomor-nomor (peserta) tersebut secara berulang sebanyak poin yang mereka dapatkan, dimana jumlah nilainya bervariasi antara satu (peserta) dengan (peserta) lainnya. Katakanlah Outlet A mendapatkan 50 poin, maka saya harus mengulang nomor MKIOS Outlet A tersebut sebanyak 50 kali juga. Sedangkan jumlah outlet peserta program diatas bisa mencapai 20.000 lebih. Seandainya masing-masing peserta memperoleh rata-rata poin 10 saja, saya harus merecord data minimal sebanyak 200.000 record!. Bayangkan kalau pekerjaan tersebut saya kerjakan secara manual, barangkali akan memakan waktu penyelesaian yang panjang.

Kesimpulannya adalah bahwa VBA Excel mampu membantu kita menangani masalah seperti itu. Cukup dengan meng-create beberapa syntax di tag Developer yang terdapat di MS Excel, system akan secara otomatis melakukan looping sebanyak poin yang kita masukan. Dalam tempo kurang dari 5 menit, data yang kita butuhkan akan selesai. Nah, pada kesempatan lain, saya akan menshare trik-trik sederhana yang terkait dengan VBA, termasuk bagaimana mengcreate syntax looping seperti tema sharing kita hari ini... Just wait brothers.. ^_^
[Baca Selengkapnya...]


Sesuatu Yang Baik Sudah Tentu Berbeda Dengan Yang Buruk



Allah Azza wa Jalla berfirman; “Katakanlah, tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Al-Ma'idah; 100)


Tafsir ayat:

“Katakanlah” kepada manusia dalam rangka memberikan semangat kepada mereka akan kebaikan dan memperingatkan mereka dari keburukan.

“Tidaklah sama (antara) yang buruk dan yang baik” dalam segala hal. Iman dengan kekufuran tidaklah sama, ketaatan dengan kemaksiatan tidaklah sama, penduduk surga dengan penduduk neraka tidaklah sama, perbuatan baik dengan perbuatan buruk tidaklah sama, harta yang halal dengan harta yang haram tidaklah sama.

“Meskipun banyaknya yang buruk menarik hatimu”, karena yang buruk itu tiada berguna sedikitpun bagi pemiliknya, bahkan membahayakan agama dan dunianya.

“Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu mndapat keberuntungan"” Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada orang-orang yang berakal sempurna dan orang-orang yang memiliki pandangan yang lurus. Allah Azza wa Jalla mengarahkan pembicaraan kepada mereka. (Karena) mereka itulah yang diperhatikan dan diharapkan (bisa) menjadi (individu-individu) baik. Kemudian Allah memberitakan bahwa keberuntungan bergantung kepada takwa yang merupakan ketaatan kepadaNya i.e pada perintah dan laranganNya. Barangsiapa bertakwa kepadaNya maka beruntunglah ia scara total. Barangsiapa mengabaikan takwa kepadaNya, maka merugilah ia dan tidaklah (ia) beruntung.


Dinukil dari Kitab;

Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan Juz. 7/ vol. 2

Oleh; Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'dy rahimahullahu

[Baca Selengkapnya...]


I seek refuge in you O Allah















I seek refuge in you O Allah!

From eyes that are not restrained

and from a tongue that is not tamed

I seek refuge in You O Allah!

From a heart that is complacent

and from a mood that is not patient

I seek refuge in You O Allah!

From a soul that is not grateful

and from a thought that is not lawful

I seek refuge in You O Allah!

From a limb that is not humbled

and from conviction that begins to stumble

I seek refuge in You O Allah!

From hoarding every pence

and slowness in obedience

I seek refuge in You O Allah!

From love of material life

and from ignorance of Eternal life

I seek refuge in You O Allah!

From the trials of life and death

and from the punishment of the grave

I seek refuge in You O Allah!

From the trials of Ad-Dajjal

and from the torment of the blaze

Grant me wisdom, O Most High!

And understanding and strength

Grant me fortitude, O Magnificent!

And humility to repent

Grant me light, O Most Merciful!

To penetrate my heart

By: Anonymous (Servant of Allah)

[Baca Selengkapnya...]


Qana'ah, Kekayaan Hati Yang Tak Pernah Habis



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

انظروا إلى من هو أسفل منكم. ولا تنظروا إلى من هو فوقكم؛ فهو أجدر أن لا تَزْدروا نعمة الله عليكم

Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian dan jangan melihat orang yang lebih di atas kalian. Yang demikian ini (melihat ke bawah) akan membuat kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kalian.” (HR. Muslim)

Dalam satu riwayat:

إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

“Apabila salah seorang dari kalian melihat kepada orang yang diberi kelebihan dalam hal harta dan rupa/fisik, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari dirinya.”

Hadits di atas memberi arahan kepada setiap muslim agar selalu melihat ke bawah dalam perkara dunia dan jangan melihat kepada orang yang melebihinya. Karena bila ia berbuat demikian akan membuatnya berkeluh kesah, sempit dada, dan tidak bersyukur dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya. Sebaliknya dalam perkara agama/akhirat, seorang muslim harusnya melihat ke atas, kepada orang yang lebih darinya dalam beramal ketaatan, dalam keshalihan dan ketakwaan sehingga ia terpacu untuk terus menambah ketaatan dan amal ibadah. [Bahjatun Nazhirin, 1/534]

Al-Imam Al-Mufassir Abu Ja'far Muhammad ibn Jarir Ath-Thabari rahimahullahu berkata tentang hadits di atas,

“Ini merupakan sebuah hadits yang mengumpulkan kebaikan. Karena bila seorang hamba melihat orang yang di atasnya dalam kebaikan, ia menuntut jiwanya untuk turut bergabung dengan orang yang dilihatnya tersebut. Ia pun mengecilkan keadaannya ketika itu sehingga ia bersungguh-sungguh untuk menambah kebaikan. Bila dalam perkara dunianya ia melihat kepada orang yang di bawahnya, akan tampak baginya nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terlimpah padanya, ia pun mengharuskan jiwanya bersyukur. Inilah makna ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas. Bila seseorang tidak melakukan anjuran Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut maka keadaannya jadi sebaliknya. Ia terkagum-kagum dengan amalannya sehingga ia malas menambah kebaikan. Ia membelakakkan dua matanya kepada dunia dan berambisi untuk menambahnya. Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diperolehnya pun diremehkan dan tidak ditunaikan haknya.” (Ikmalul Mu’lim bi Fawa’id Muslim, 8/515)

Akhirnya kita berdoa, “Ya Allah anugerahkanlah pertolongan kepadaku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah yang baik kepada- Mu.” [HR. Ahmad, Abu Daud dan an- Nasa'i dengan sanad yang kuat]

Sebagian isi dinukil dari; www.asysyariah.com

[Baca Selengkapnya...]


Realita Kehidupan Rakyat Jelata



Masih lekat dalam ingatan kita kisah para penambang belerang dari Kawah Ijen dan para pemburu kayu bakar dari sebuah desa kecil nun jauh di Jawa Tengah sana, kali ini kita belajar memaknai hidup dari seorang lelaki bernama Harso, 38th, seorang pemulung asal Solo, Jawa Tengah. 20 Km ia kayuh sepedanya setiap hari tanpa mengenal lelah menuju Sukoharjo guna mengumpulkan barang bekas sisa limbah rumah tangga. Ia menyadari bahwa hidupnya sulit, tapi Ia ikhlas menerima, bahagia dan bersyukur atas kekurangannya itu.

Untuk merefresh kembali bagaimana mereka berjuang agar tetap eksis di bumi tempat mereka berpijak, berikut saya paparkan kembali realita kehidupan mereka.

Kepulan asap tebal membubung tinggi, bau belerang begitu menyengat rongga-rongga hidung. Itulah kondisi alam sehari-hari Kawah Ijen di Jawa Timur. Terlihat orang-orang berjalan beriringan, berlalu-lalang dari dan ke arah kawah tersebut. Penduduk sekitar biasa menyebut mereka sebagai “Para Penambang Belerang dari Kawah Ijen”. Sungguh pekerjaan yg sangat beresiko. Kita tahu semburan asap belerang sangatlah mematikan, namun karena kondisi finansial yang pas-pasan plus mahalnya perlengkapan modern, membuat pilihan semakin sempit. Pada akhirnya, sehelai kain basah pun mereka gunakan sebagai perisai dari serangan asap beracun yang kerap datang tiba-tiba. “Yo piye maneh Mas (Ya bagaimana lagi Mas)”, kata mereka. Terkadang beberapa orang dari mereka beruntung bisa mendapatkan masker modern secara cuma-cuma dari para Turis asing yg berbaik hati. Berjalan puluhan kilo naik turun kawah dengan beban berat dipundak pun menjadi rutinitas sehari-hari mereka. Tidak sedikit dari mereka yang ‘menyerah’, bukan karena keengganan mereka tuk bekerja, namun karena kondisi fisik (i.e tangan, kaki dan pundak, red) mereka yang tidak lagi prima. Bagi anak dan istri, mereka adalah pahlawan. Melalui kucuran keringatnya lah dapur mereka terus berasap. Itulah realita kehidupan Para Pemburu Belerang dari Kawah Ijen..

Diceritakan pula bagaimana beratnya perjuangan Para Pencari Kayu Bakar. Memanjat pohon-pohon hutan yang tinggi lagi licin guna mencari dahan-dahan kayu kering, menggunakan perlengkapan dan peralatan seadanya. Berjalan puluhan kilo, naik turun bukit mengayuh sepeda dengan membawa bertumpuk-tumpuk kayu bakar kering di keranjangnya, melintasi jalanan besar yang dipadati oleh puluhan kendaraan umum yang melaju cepat di sisi kanannya, kondisi yang sewaktu-waktu bisa mencelakakan keselamatannya. Dikisahkan salah satu dari mereka lumpuh permanen, sebagian besar tubuhnya tergulai lemas tidak mampu ia gerakan lagi, padahal usianya masih cukup muda. Ketika orang-orang seusianya begitu gembira menikmati masa keemasannya, ia hanya bisa duduk dan berbaring. Itulah realita kehidupan Para Pemburu Kayu Hutan dari Jawa tengah..

Kumuh namun berwajah teduh, itulah sosok Harso, 38th. Seorang bapak dengan 3 anak (anak sulungnya menderita kelainan mental, red), tak kenal lelah mencari barang ‘berharga’ di tumpukan limbah rumah tangga jauh di kota sebelah. Dia berujar, “Mudah-mudahan Bapak Presiden melihat dan memperhatikan kondisi orang-orang seperti kami, dan memikirkan solusi terbaik guna memperbaiki kehidupan kami”. Yang ia katakan bukanlah ekspresi mengemis, mengiba apalagi menggantungkan diri terhadap apa yang ada di tangan-tangan manusia dan penguasa, namun justru mendoakan dan mengingatkan umara’ agar selalu amanah dalam menjalankan kewajibannya i.e senantiasa memperhatikan kehidupan rakyatnya. Diceritakan bahwa terkadang ia hanya mampu menjual hasil pulungannya dengan uang yang setara dengan ‘kurang dari satu kilo’ beras. Tak jarang pula ia dan istrinya hanya makan nasi saja tanpa lauk, karena seluruh bagiannya ia berikan kepada anak-anaknya. Itulah kisah Harso, seorang Pemulung paruh baya asal Solo, Jawa Tengah..

Kecil pendapatan mereka, namun besar hati mereka. Beresiko pekerjaan mereka, namun qana'ah jiwa mereka. Jauh jarak yang harus mereka tempuh, namun pendek angan-angannya. Mereka semua berharap kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala, “Mudah-mudahan kami bisa memperoleh penghidupan yang lebih baik agar kami mampu menyekolahkan anak-anak kami setinggi tingginya”. Sederhana jawaban mereka ketika ditanya mengapa, “Agar mereka (i.e anak-anak kami, red) tidak mengikuti jejak-jejak kami”. Wallaahu a'lam....

By; Old Nakula

[Baca Selengkapnya...]


Sepenggal Kisah Pendek



Ada sepotong kisah sederhana yg cukup inspiratif yg mungkin bisa memotivasi diri kita agar menjadi pribadi yg pandai bersyukur, tidak hanya di lisan, namun juga di hati yg pada akhirnya mampu dimanifestasikan dlm bentuk amalan nyata,..

Kurang lebih ceritanya begini;

Ada sepasang suami istri sederhana yg baru saja pulang dari bepergian, di tengah perjalanan qodarullah hujan turun membasahi bumi. Kebetulan mereka tidak memiliki payung, sehingga menggunakan 4 hasta pelepah daun pisang sebagai gantinya. Angin bertiup cukup kencang hari itu sehingga hembusan air membuat basah pakaian lusuh mereka. Selang beberapa waktu kemudian melintaslah sepasang suami istri, berboncengan diatas sepeda motor tepat di depan mereka. Sang suami berkata kepada istrinya, “Bu, kalau saja kita punya sepeda motor seperti mereka, mungkin kita bisa cepat sampai di rumah, meskipun tetap kehujanan, paling tidak kita bisa segera mengganti pakaian kita yg basah”. Beberapa menit kemudian pasangan pengendara motor disalip oleh sepasang suami istri yang mengendarai mobil pick-up tua di arah yang sama. Berkatalah sang suami kepada istrinya, “Bu, seandainya kita punya mobil seperti mereka, kita tidak akan kehujanan, bahkan bisa jadi akan lebih cepat sampai ke rumah. Meskipun hanya sekedar mobil tua, tidaklah mengapa. Yg penting tidak kebasahan dan kedinginan seperti sekarang!”. Tak lama berselang, pengendara mobil tua berpapasan dengan seorang lelaki muda yang mengendarai mobil mewah di depannya. Dikisahkan bahwa ia adalah seorang eksekutif muda. Seperti halnya pasangan-pasangan sebelumnya, sang suami pun berkata kepada istrinya, “Bu, kalau saja kita punya mobil mewah semewah mobil milik lelaki muda yang lewat tadi, sungguh bahagia rasanya. Memang kita tidak kehujanan (dengan mobil yg kita punya saat ini) dan tidak pula kedinginan, tapi membosankan kan?, lagipula mobil kita juga sudah mulai tua”. Di ujung cerita, pengendara mobil mewah (akhirnya) berpapasan dengan sepasang suami istri sederhana yang berjalan di jalan yg sama. Lelaki tersebut kemudian bergumam, “Sungguh (Nampak) bahagia sekali hidup mereka, berjalan mesra bersama, seperti tanpa beban. Hujan tidaklah menghalangi mereka untuk saling berbagi. Tidak seperti diriku, yang hidup terpisah jauh dari istri karena kesibukan masing-masing, tak ada banyak waktu bagi kami tuk saling berbagi. Duhai seandainya hidupku seperti mereka!”..

Begitulah hidup. Tidak ada kata puas dalam jiwa manusia, terutama yang bersentuhan dengan urusan dunia. Ketika melihat kehidupan duniawi orang lain, akan muncul perasaan ‘kurang’ yang selalu mendorongnya melengkapi sesuatu yang dirasa kurang tersebut sampai mendapatkannya, dan umumnya hal tersebut akan terus berlangsung hingga jiwa terkendali dalam naungan ad-dien yang menyejukkan, Wallaahu a'lam. Dalam Jaami’ul Ulum wa al-Hikam, kitab syarh hadits arba’in karya Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali, al-Fudhail bin Iyyadh pernah mengatakan bahwa Qana’ah (merasa cukup dan bersyukur atas rizki -berapapun- yang Allah berikan [tanpa sekalipun menafikan ikhtiar, red] atau dengan nikmat apapun yang Allah anugerahkan, red) adalah zuhd. Dan zuhd itulah kekayaan sejati..

By; Old Nakula

[Baca Selengkapnya...]


Ilmu Menumbuhkan Sifat Tawadhu' (Rendah Hati)



Al-Imam Ibn Al-Qayyim Al-Jauziah -rahimahullahu- (wafat. 751 H) mengatakan;

“Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.”

Beliau -rahimahullahu- melanjutkan:

“Dan tanda kebinasaan yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya. Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya, dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri. Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya. Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama. Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya. Ini semua adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Sehingga akan berbahagialah sebagian kelompok, dan sebagian kelompok yang lain akan binasa. Begitu pula halnya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada seperti kekuasaan, pemerintahan, dan harta benda. Allah ta’ala menceritakan ucapan Sulaiman tatkala melihat singgasana Ratu Balqis sudah berada di sisinya (yang artinya), “Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur.” (QS. An Naml : 40).”

Kembali beliau -rahimahullahu- memaparkan;

“Maka pada hakekatnya berbagai kenikmatan itu adalah cobaan dan ujian dari Allah yang dengan hal itu akan tampak bukti syukur orang yang pandai berterima kasih dengan bukti kekufuran dari orang yang suka mengingkari nikmat. Sebagaimana halnya berbagai bentuk musibah juga menjadi cobaan yang ditimpakan dari-Nya Yang Maha Suci. Itu artinya Allah menguji dengan berbagai bentuk kenikmatan, sebagaimana Allah juga menguji manusia dengan berbagai musibah yang menimpanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya dengan memuliakan kedudukannya dan mencurahkan nikmat (dunia) kepadanya maka dia pun mengatakan, ‘Rabbku telah memuliakan diriku.’ Dan apabila Rabbnya mengujinya dengan menyempitkan rezkinya ia pun berkata, ‘Rabbku telah menghinakan aku.’ Sekali-kali bukanlah demikian…” (QS. Al Fajr : 15-17). Artinya tidaklah setiap orang yang Aku lapangkan (rezkinya) dan Aku muliakan kedudukan (dunia)-nya serta Kucurahkan nikmat (duniawi) kepadanya adalah pasti orang yang Aku muliakan di sisi-Ku. Dan tidaklah setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan musibah kepadanya itu berarti Aku menghinakan dirinya.” (Al Fawa’id, hal. 149)

Source:

http://abumushlih.com/ilmu-menumbuhkan-sifat-tawadhu.html/comment-page-1/#comment-3219

[Baca Selengkapnya...]


 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula