Smoor, Pindah Kantor Dan Competency Assessment



Tidak banyak tugas yang harus saya kerjakan (di kantor) hari ini. Mungkin karena sebagiannya sudah saya selesaikan saat lembur di hari Sabtu (12/03/11) kemarin, jadi konsekuensinya hari ini tersisa banyak waktu luang. Suasana kantor memang sedikit agak berbeda, tidak lagi terlihat meja-meja besar para Spv di ruangan kecuali hanya satu atau dua saja. Space kantor yang dari dulunya memang sudah luas itu, kini terasa lebih luas dan longgar. Tumpukan kardus-kardus besar berisi dokumen kantor tersebar dan berserakan di sekeliling ruangan. Ya, bulan depan Divisi Commerce Jabar memang akan resmi menempati gedung baru milik perseroan di Jl. Soekarno-Hatta Bandung. Sebelumnya Divisi Network Operation & Information Technology sudah terlebih dahulu merapat dan mengisi space kosong di gedung baru tersebut. Efisiensi adalah salah satu alasan utama mengapa kami harus segera pindah.

Agenda hari ini hanya menyelesaikan pekerjaan rutin, melakukan pengecekan data Local Area Code/ Cell Identity (LAC/CI) terbaru dan melakukan perubahan kecil terhadap data cluster Jabar. Sisanya? Browsing internet guna menambah wawasan dan memperkaya informasi terkini, atau ngobrol kesana kemari dengan rekan kerja yang lain dalam rangka sosialisasi, konsolidasi dan mempererat tali silaturahmi (beuh bahasanya berat..hehe). Ngobrol sambil membaca memang mengasyikan, dan herannya kedua-duanya bisa berjalan tanpa hambatan. Barangkali akan beda ceritanya jika kita ngobrol sambil mengolah atau menganalisa data (misalnya), mungkin tidak akan merasakan nikmat sama sekali :D. Yang ada malah berhamburannya ide-ide yang sudah terekam di kepala, atau hilangnya konsentrasi seketika.

Tema obrolan kami berkisar tentang penilaian kompetensi karyawan oleh intern-division partner atau cross-division partner yang kebetulan harus difinalisasi oleh kami hari ini sesuai dengan tenggat waktu yang sudah ditetapkan perseroan dan dituangkan officially melalui nota dinas. Singkatnya, kita diminta HRD menuliskan nama-nama partner yang sudah kita kenal dengan baik, yang berhubungan langsung dengan job desk kita sehari-hari, dan yang mengetahui performansi dan kompetensi kita selama semester sebelumnya. Kemudian nama-nama yang sudah ditunjuk itu akan dimintai pendapatnya (oleh HRD) mengenai beberapa kompetensi assessee (pribadi yang dinilai, red) selama satu semester terakhir. Hasilnya? Bisa jadi menggambarkan kinerja assessee secara objectif atau bisa pula malah subjectif, tergantung preferensi dan sudut pandang assessor (si penilai) atau atasan structural assessee. Nah sambil membahas tema tersebut, sesekali saya buka tabloid yang berada tepat di depan meja rekan saya. Gak jauh-jauh, halaman yang pertama saya cari adalah “Culinary”. Di salah satu sudut halaman, saya temukan sebuah ulasan singkat dan menarik mengenai “Semur”. Kemudian saya coba lempar sebuah pertanyaan ke salah satu rekan saya terkait asal-usul culinary tersebut. Dan sesuai dugaan, ia pun menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa ia tidak tahu jawabannya. Jujur, saya pribadi juga baru tahu hari ini…hehe. Semur yang merupakan salah satu masakan favorit saya itu ternyata berasal dari negeri kincir angin alias Belanda alias Netherland alias Londo. Semur sendiri merupakan kata serapan dari kata “Smoor” [Belanda] yang artinya “sebuah masakan yang direbus dengan tomat dan bawang secara perlahan.” [Nova Mingguan No. 1203/XXIV, hal.7]. Banyak sekali kata serapan asing yang sudah sangat familiar di telinga kita sejak jaman penjajahan dahulu seperti “Spoor” yang dilafalkan dan ditulis oleh orang Indonesia dengan “Sepur” [artinya Kereta Api], atau “Brugh” yang dibaca “Brug” oleh orang-orang pribumi [yang artinya jembatan] dan sebagainya. Konon semur ini merupakan makanan yang dijadikan menu utama dalam budaya perjamuan bangsa Belanda tempo doeloe. Seiring berjalannya waktu, Semur diadaptasi di Indonesia dengan menambahkan kecap manis yang merupakan salah satu warisan kuliner leluhur dan kemudian terus berkembang menjadi tradisi bangsa Indonesia yang banyak dihidangkan di berbagai perhelatan adat dan jamuan. Saya pribadi mempunyai cerita dan pengalaman tersendiri mengenai masakan ini. Beberapa tahun yang lalu, tepatnya ketika masih bekerja di Jakarta saya pernah bereksperimen membuat olahan daging kambing dan sapi menggunakan teknik semur. “Masakan accidental”, lebih tepatnya demikian mengingat waktu itu saya mendapatkan bagian daging kurban dari tetangga sebelah dan tidak tahu harus dibuat apa. Tidak mungkin jika daging-daging itu semuanya disate karena jumlahnya banyak. Namun kemudian saya terinspirasi oleh masakan semur dari warung tempat saya biasa mengisi perut. Pada akhirnya resep rumah menjadi pelengkap dan guidance memasak waktu itu. Rasanya? Not bad lah bagi lidah sang koki.. :P.

Semur sendiri tergolong masakan yang unik dengan bumbu rempah yang sangat komplit, bahkan tidak hanya untuk daging, sayuran pun bisa dijadikan objek pengganti (daging) bagi mereka yang menghindari masakan hewani dan lebih menyukai sayuran (i.e kaum vegetarian) seperti jengkol, petai, terong dan lain-lain. Jangan lihat tampilannya, karena dijamin tidak menarik. Cukup dinikmati saja, pasti anda akan merasakan sensasinya. Nah sebagai penutup, berikut saya kutipkan resep masakannya dan selamat mencoba!

Bahan Dasar:

§ 500 gr daging sapi

§ 5 sdm kecap manis

§ 250 ml air

§ 2 cm lengkuas, memarkan

§ 2 lbr daun salam

§ 2 btg serai, memarkan

§ 2 sdm minyak

§ Bawang Goreng untuk taburan

Tambahan dari saya (CMIIW):

§ Gula jawa secukupnya

§ Merica 6 butir

§ Ketumbar 5 butir

§ 2 cm Jahe

§ Kunyit 1 ruas

Haluskan:

§ 6 bh bawang merah

§ 3 siung bawang putih

§ Merica & Ketumbar

§ 1 ruas Kunyit

§ 2 cm Jahe

§ 3 btr kemiri goreng

§ ¼ sdt terasi

Taburan:

§ 1 sdt lada, sangrai, haluskan

§ 1 sdt jinten sangrai, haluskan

Cara membuat:

1. Siapkan wajan, masukkan daging dan bumbu halus. Selanjutnya gula jawa, kecap manis, lengkuas, daun salam, minyak, dan serai. Remas-remas daging sampai terlumuri dengan bumbu.

2. Jerangkan di atas api kecil, tambahkan sisa air masak sampai semur matang dan empuk. Bila semur daging belum empuk dapat ditambahkan air panas secukupnya.

3. Setelah semur matang, tambahkan bumbu jinten dan lada yang sudah disangrai sebanyak ½ sendok teh, aduk rata. Sajikan dengan taburan bawang goreng.

Untuk 6 orang

Tips:

Lumuri daging dengan bumbu terlebih dahulu, diamkan sebentar agar bumbu benar-benar meresap.



0 Respones to "Smoor, Pindah Kantor Dan Competency Assessment"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula