Ikhlas Merupakan Sebab Diampuninya Dosa



Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu meriwayatkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama :

“Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu.” (HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245)

Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah berkata, “Apa yang ada di hati wanita pezina (ketika) melihat seekor anjing yang sangat kehausan hingga menjilat-jilat tanah. Meskipun tidak ada alat, tidak ada penolong, dan tidak ada orang (di sekelilingnya) yang bisa ia perlihatkan amalannya, keteguhan hatinya (tauhid dan keikhlasan-pen) mendorong dirinya untuk turun ke sumur dan memenuhi sepatunya dengan air, tanpa mempedulikan dirinya celaka atau tidak, lalu membawa sepatu (yang penuh dengan air tersebut) menggunakan mulutnya agar memungkinkan dirinya memanjat sumur. Selain itu, (ini merupakan sikap) tawadhu’ wanita pezina tersebut terhadap makhluk yang biasanya dipukul oleh manusia. Lalu ia pun memegang sepatu tersebut dengan tangannya lalu menyodorkannya ke mulut anjing tanpa mengharapkan balas jasa atau rasa terima kasih sedikitpun (dari anjing yang ditolongnya). Maka sinar tauhid yang ada di hatinya tersebut pun membakar dosa-dosa zina yang pernah dilakukannya, maka Allah Azza wa Jall pun mengampuninya.” (Madaarijus Saalikiin 1/280-281):

Berkata Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Rojab Al-Hanbali, “Jika sempurna tauhid seorang hamba dan keikhlasannya kepada Allah dalam tauhidnya serta ia memenuhi seluruh persyaratan tauhid dengan hatinya dan lisannya serta anggota tubuhnya, atau hanya dengan hatinya dan lisannya tatkala akan meninggal maka hal itu akan mendatangkan pengampunan terhadap seluruh dosa yang telah lalu dan akan mencegahnya sehingga sama sekali tidak masuk neraka.” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 398)

Namun tentunya tidak semua orang yang mengucapkan kalimat tauhid “laa ilaah illallah” dan yang memberi minum kepada seekor anjing akan meraih apa yang telah diraih oleh wanita pezina tersebut berupa ampunan Allah yang sangat luas. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata : “Tidaklah semua hasanah (kebaikan) akan menghapuskan seluruh sayyiah (keburukan), akan tetapi terkadang menghapuskan dosa-dosa kecil dan terkadang menghapuskan dosa-dosa besar ditinjau dari keseimbangannya (yaitu apakah hasanah tersebut nilainya besar seimbang dengan nilai dosa tersebut?-pen). Satu jenis amalan terkadang dikerjakan oleh seseorang dengan model yang sempurna keikhlasannya dan peribadatannya kepada Allah maka dengan sebab tersebut Allah mengampuni dosa-dosa besarnya. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam sunan At-Thirmidzi, Ibnu Majah, dan selain keduanya dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Aash dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama bahwasanya beliau bersabda :

“Pada hari kiamat dipanggillah seseorang dari umatku di hadapan seluruh khalayak, lalu dibeberkan kepadanya 99 lembaran catatan amal. Setiap lembaran tersebut (besarnya/panjangnya-pen) sejauh mata memandang. Kemudian Allah Azza wa Jalla berkata kepadanya, “Apakah ada sesuatu yang engkau ingkari dari catatan-catatan ini?”, ia berkata, “Tidak wahai Robku”. Allah berkata, “Apakah para malaikat pencatat amal telah menzolimi engkau (karena salah mencatat-pen)?”, ia berkata, “Tidak”. Allah berkata, “Apakah engkau punya udzur?, apakah engkau memiliki kebaikan?”. Maka iapun menjadi takut dan berkata, “Tidak”. Allah berkata, “Bahkan engkau memiliki kebaikan-kebaikan di sisi Kami, dan engkau tidak akan didzolimi pada hari ini”. Maka dikeluarkanlah baginya sebuah kartu yang terdapat tulisan أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. Iapun berkata, “Wahai Tuhanku apa nilainya kartu ini dibandingkan lembaran-lembaran catatan-catatan amal tersebut?”. Allah berkata, “Engkau tidak akan didzolimi”. Maka diletakkanlah lembaran-lembaran catatan amal tersebut di daun timbangan dan diletakkan juga kartu tersebut di daun timbangan yang satunya maka ringanlah lembaran-lembaran tersebut dan lebih berat kartu tersebut.” (HR Imam Ahmad dalam musnadnya 11/571 no 6994, At-Thirmidzi no 2639, dan Ibnu Maajah no 4300)

Kondisi seperti ini adalah kondisi (yang dialami oleh) orang yang mengucapkan syahaadat dengan ikhlas dan sungguh-sungguh sebagaimana yang diucapkan oleh orang diatas. Karena para pelaku dosa besar yang masuk ke dalam neraka semuanya juga mengucapkan (kalimat) Laa ilaaha illaallaah.” (Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/219)

Banyak hadits-hadits yang semakna dengan hadits di atas, yaitu hadits-hadits yang menunjukkan sedikitnya amalan akan tetapi jika dibangun di atas keikhlasan yang tinggi maka akan mendatangkan maghfiroh (ampunan) Allah Ta’ala. Diantaranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama;

“Tatkala ada seseorang berjalan di sebuah jalan maka ia mendapati dahan berduri di tengah jalan, maka iapun manjauhkan dahan tersebut maka Allahpun membalasnya dan memaafkan dosa-dosanya.” (HR Al-Bukhari no 652 dan Muslim no 1914)

Oleh karenanya benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama; “Janganlah engkau menyepelakan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya senyuman tatkala bertemu dengan saudaramu.” (HR Muslim no 2626)

Jika senyuman tersebut dibangun di atas keikhlasan yang tinggi dari lubuk hati yang paling dalam maka bisa jadi merupakan sebab datangnya maghfiroh dari Allah Azza wa Jall. Al-Imam Ibnul Mubarok pernah berkata: “Betapa banyak amal yang kecil menjadi bernilai besar karena niat, dan betapa banyak amalan besar yang menjadi bernilai kecil karena niat.” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 13)

Oleh karenanya jangan sampai kita salah menafsirkan, yakni tatkala membaca hadits di atas (i.e tentang kisah wanita pezina yang diampuni dosa-dosanya hanya karena memberi minum kepada seekor anjing, red) lantas menyangka bahwa siapa saja yang memberi minum kepada seekor anjing maka dosa-dosanya akan terampuni, demikian pula halnya (bahwa), tidaklah semua orang yang memindahkan duri dari tengah jalan maka otomatis terampuni dosa-dosanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Wanita (pezina) ini memberi minum kepada seekor anjing dengan keimanan yang murni yang terdapat dalam hatinya maka iapun diampuni (oleh Allah), tentu saja tidak semua pezina yang memberi minum kepada seekor anjing maka akan diampuni. Demikian pula lelaki yang menjauhkan dahan berduri dari tengah jalan, tatkala ia melakukannya dengan keimanan yang murni dan keikhlasan yang memenuhi hatinya, (maka) ia pun diampuni karenanya. Sebab sesungguhnya amalan-amalan (itu) bertingkat-tingkat sesuai dengan kadar keimanan dan keikhlasan yang ada di hati. Sesungguhnya ada dua orang yang berdiri dalam satu shaf sholat akan tetapi pahala sholat mereka jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti jauhnya jarak antara langit dan bumi. Dan tidak semua orang yang memindahkan dahan berduri dari tengah jalan otomatis diampuni dosa-dosanya.” (Minhaajus Sunnah An-Nabawiyyah 6/221-222)

Source: www.firanda.com dengan sedikit pengeditan.



0 Respones to "Ikhlas Merupakan Sebab Diampuninya Dosa"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula