Jika anda memasukkan judul
di atas ke dalam mesin pencari (search engine) otomatis terbesar saat ini i.e Google, maka anda
akan mendapati belasan hingga puluhan artikel yang berisi ramalan-ramalan para ahli nujum
terkait peristiwa-peristiwa (yang akan terjadi) di masa depan (versi akal mereka) semisal ramalan
peruntungan, keuangan, kesehatan, asmara, karir dan lain-lain. Pertanyaannya:
“Percayakah Anda dengan ramalan-ramalan itu?.”
Definisi Ilmu Nujum
Dalam bab: Keterangan tentang ilmu nujum, al-‘Allamah asy-Syaikh ‘Abd ar-Rahman bin Hasan ‘alu asy-Syaikh –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 1285 H) menukil perkataan Syaikhul Islam al-Hafizh Ibnu Taimiyyah –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 728 H) mengenai definisi Ilmu Nujum, beliau berkata;
التنجيم هو الاستدلال
بالأحوال الفكلية على الحوادث الأرضية
“Ilmu nujum adalah berdalil
kepada keadaan bintang-bintang untuk meramalkan kejadian-kejadian di bumi.”
Beliau juga menukil
penjelasan al-Imam al-Hafizh al-Khaththabi –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 388 H),
beliau berkata;
وقال الخطابي : علم
النجوم المنهى عنه هو ما يدعيه أهل التنجيم من علم الكوائن والحوادث التي ستقع في مستقبل
الزمان ، كأوقات هبوب الرياح ومجيء المطر ، وتغير الأسعار ، وما في معناها من
الأمور التي يزعمون أنها تدرك معرفتها بمسير الكواكب في مجاريها ، واجتماعها
وافتراقها ، يدعون أن لها تأثيراً في السفليات ، وهذا منهم تحكم على الغيب ، وتعاط
لعلم قد استأثر الله به ، ولا يعلم الغيب سواه
al-Khaththabi berkata, “Ilmu
nujum yang dilarang adalah ilmu yang diklaim oleh ahli nujum berupa pengetahuan
tentang kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa
mendatang, seperti waktu berhembusnya angin, turunnya hujan, berubahnya harga,
dan perkara-perkara semisalnya yang menurut mereka bisa diketahui dengan
mengetahui peredaran bintang-bintang di tempat peredarannya, serta pertemuan
dan perpisahannya, mereka mengklaim bahwa hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap
alam bawah. Ini merupakan kelancangan dari mereka terhadap ilmu ghaib dan
keberanian merambah ilmu yang Allah simpan untuk Diri-Nya semata. Dan tidak ada
yang mengetahui perkara yang ghaib selain Allah.” [Fathul Majeed Syarh
Kitabut Tauheed, hal. 444, Cet. Mu’assasah Qurthubah]
Apa sih hikmah
diciptakannya bintang-bintang?
al-Imam Muhammad bin Isma’il al-Bukharee –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 256 H) meriwayatkan sebuah atsar dari Qatadah di dalam Shahihnya (i.e Shahih al-Bukharee). Berikut atsar yang dimaksud; Al-Imam Qatadah –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 117 H) berkata;
إنما جعل الله هذه
النجوم لثلاث خصال : جعلها زينة للسماء ، وجعلها يهتدى بها ، وجعلها رجوماً
للشيطاطين . فمن تعاطى فيها غير ذلك فقد قال برأيه ، وأخطأ حظه وأضاع نصيبه ،
وتكلف ما لا علم له به ، وإن ناساً جهلة بأمر الله قد أحدثوا في هذه النجوم كهانة
: من أعرس بنجم كذا وكذا كان كذا وكذا ، ومن سافر بنجم كذا وكذا كان كذا وكذا .
ولعمري ما من نجم إلا يولد به الأحمر والأسود والطويل والقصير والحسن والدميم ، وما
علم هذه النجوم وهذا الدابة وهذا الطائر بشئ من هذا الغيب ولو أن أحداً علم الغيب
لعلمه آدم الذي خلقه الله بيده وأسجد له ملائكته وعلمه أسماء كل شئ انتهى
“Allah hanya menjadikan
bintang-bintang ini untuk tiga perkara; Dia menjadikannya untuk perhiasan
langit, Dia menjadikannya untuk petunjuk arah, dan Dia menjadikannya sebagai
alat untuk melempar setan. Barangsiapa meyakini padanya selain itu, maka dia
telah berpendapat dengan akalnya, pendapatnya salah, dia telah menyia-nyiakan
bagiannya, dan membebani diri untuk mengetahui apa yang berada di luar batas
pengetahuannya. Sesungguhnya ada orang-orang jahil (bodoh) terhadap agama
Allah, telah membuat ilmu perdukunan dari bintang-bintang, mereka mengatakan, ‘Barangsiapa
yang menyelenggarakan pesta pernikahan pada bintang ini dan ini, maka akan
mengalami begini dan begini. Barangsiapa bepergian pada bintang ini dan ini,
maka akan mengalami begini dan begini.’ Aku bersumpah, tidak ada satu bintang
pun kecuali terlahir di saat itu yang berkulit merah dan hitam, orang tinggi
dan orang pendek, orang tampan dan orang buruk rupa. Bintang-bintang, binatang,
dan burung sama sekali tidak mengetahui perkara yang ghaib. Seandainya ada
seorang mengetahui yang ghaib niscaya orang itu adalah Adam yang diciptakan
oleh Allah dengan Tangan-Nya, yang Allah memerintahkan malaikat untuk sujud
kepadanya, dan Dia mengajarinya nama-nama sesuatu.”
al-‘Allamah ‘Abd ar-Rahman
bin Hasan ‘alu asy-Syaikh –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 1285 H) berkata;
فتأمل ما أنكره هذا
الإمام مما حدث من المنكرات في عصر التابعين ، وما زال الشر يزداد في كل عصر بعدهم
حتى بلغ الغاية في هذه الأعصار ، وعمت به البلوى في جميع الأمصار فمقل ومستكثر ،
وعز في الناس من ينكره ، وعظمت المصيبة به في الدين . فإنا لله وإنا إليه راجعون
“Perhatikanlah apa yang
diingkari oleh Imam ini (i.e al-Imam Qatadah), salah satu kemungkaran yang
terjadi di masa tabi’in, kemudian keburukan akan terus meningkat di setiap masa
setelah masa mereka, sehingga ia mencapai puncaknya di masa-masa ini,
musibahnya menyeluruh di setiap kota, ada yang besar ada yang kecil, sedikit
manusia yang mengingkarinya, sementara musibah dalam agama karenanya sangatlah
besar. فإنا لله وإنا إليه راجعون.” [Fathul Majeed Syarh Kitabut Tauheed, hal. 445, Cet. Mu’assasah
Qurthubah]
Ketiga fungsi (Bintang) di atas bisa
ditemukan di dalam nash al-Qur’an al-Kareem antara lain;
Allah Ta’ala berfirman;
ولقد زينا السماء
الدنيا بمصابيح وجعلناها رجوماً للشياطين
“Sesungguhnya Kami
menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan
bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan.” (QS. al-Mulk: 5)
al-‘Allamah ‘Abd ar-Rahman
bin Nasheer as-Sa’dee –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 1376 H) menjelaskan;
فجعل الله هذه النجوم،
حراسة للسماء عن تلقف الشياطين أخبار الأرض
“Allah Ta’ala menjadikan
bintang-bintang tersebut sebagai penjaga langit agar setan tidak bisa mencuri
berita-berita bumi.” [Taiseer al-Kareem ar-Rahman, 8/1857, Cet. Daar Ibn
al-Jawzee]
Allah Ta’ala berfirman;
وعلامات وبالنجم هم
يهتدون
“Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan) dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapatkan petunjuk.” (QS. an-Nahl: 16)
أي لتعرفوا بها جهة
قصدكم ، وليس المراد أن يهتدي بها في علم الغيب ، كما يعتقده المنجمون ، وقد تقدم
وجه بطلانه وأنه لا حقيقة له كما قال قتادة :
فمن تأول فيها غير ذلك أي زعم فيها
غير ما ذكر الله في كتابه من هذه الثلاث فقد أخطأ . حيث زعم شيئاً ما أنزل الله به
من سلطان ، وأضاع نصيبه من كل خير ، لأنه شغل نفسه بما يضره ولا ينفعه
“Yakni, supaya kamu
mengetahui arah yang kamu tuju. Maksudnya bukan sebagai petunjuk kepada ilmu
ghaib seperti yang diyakini oleh ahli nujum. Sisi kebatilannya telah dijelaskan
sebelumnya, dan bahwa ia tidak mempunyai hakikat sebagaimana yang dikatakan
Qatadah, “Barangsiapa meyakini selain itu.” Yakni mengklaim pada
bintang-bintang selain apa yang Allah sebutkan di dalam kitab-Nya dari tiga
perkara ini, maka dia telah keliru, dimana dia mengklaim sesuatu yang tidak
berdasarkan ilmu dari Allah, dan dia menyia-nyiakan bagiannya dari semua
kebaikan, sebab ia menyibukkan diri dengan sesuatu yang memudharatkannya dan
tidak memberinya manfaat.” [Fathul Majeed Syarh Kitabut Tauheed, hal. 446, Cet.
Mu’assasah Qurthubah]
Bagaimana jika ada orang yang
mengatakan: “Bukankah terkadang ramalan para ahli nujum itu benar dan sesuai
dengan fakta di lapangan?”. asy-Syaikh –raheemahullaahu Ta’ala- (w. 1285 H)
memberikan jawabannya;
قيل : صدقه كصدق
الكاهن ، ويصدق في كلمة ويكذب في مائة . وصدقه ليس عن علم ، بل قد يوافق قدراً ،
فيكون فتنة في حق من صدقه
“Maka kita katakan, benarnya
ahli nujum seperti benarnya dukun (paranormal, red), dimana ia benar dalam satu
kalimat namun dusta dalam seratus perkara. Dan kebenarannya bukan berasal dari
Ilmu, akan tetapi karena bisa jadi hal itu bertepatan dengan takdir, sehingga
ia menjadi fitnah bagi orang yang mempercayainya.” [Fathul Majeed Syarh
Kitabut Tauheed, hal. 446, Cet. Mu’assasah Qurthubah]
-Wallaahu Subhaanahu wa Ta’ala
a’lamu-
Labels:
Ad-Dien
0 Respones to "Ramalan Bintang 2013"
Posting Komentar