Dalam kitab Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fi Tafsiir Kalaam
Al-Mannan karya al-Mufassir, asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di
–raheemahullaahu- (beliau adalah guru utama dari al-Mufaqqihul ‘Ashr as-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin
–raheemahullaahu-) vol. 1, juz. 2 disebutkan bahwa Allah Subhaanahu wa
Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Tafsir ayat:
Allah Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum mukminin
untuk meminta pertolongan dalam segala urusan mereka baik dunia maupun akhirat,
“dengan sabar dan shalat”, kesabaran adalah pengendalian dan penjagaan diri
terhadap hal yang dibenci. Dan kesabaran (itu) ada tiga macam, yaitu sabar
dalam keta’atan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala hingga mampu menunaikannya,
sabar dari kemaksiatan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala hingga menjauhinya dan
sabar atas takdir-takdir Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang memilukan agar tidak
memakinya.
Kesabaran adalah pertolongan yang besar dari
segala sesuatu, karena tidak ada jalan bagi orang yang tidak bersabar untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya, khususnya dalam hal ketaatan yang sangat
sulit dan berkesinambungan, dimana hal itu sangatlah membutuhkan kesabaran dan
keberanian untuk merasakan kepahitan yang menyakitkan, namun jika pelakunya itu
konsekuen dengan kesabaran, niscaya ia akan memperoleh kemenangan, namun bila
ia dijauhkan (oleh hal yang tidak disukai dan hal yang sulit) dari kesabaran, niscaya ia tidak akan mendapatkan apa-apa
kecuali kehampaan, demikian pula (kesabaran) dalam
hal kemaksiatan dimana dorongan nafsu dan godaannya begitu kuat untuk
melakukannya dan dia sendiri (sebenarnya) mampu
melakukannya. Hal ini tidaklah mungkin ditinggalkan kecuali dengan kesabaran
yang besar serta menahan dorongan dan godaan (hawa) nafsunya
karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala, lalu dia meminta pertolongan
kepadaNya untuk memeliharanya dari perbuatan tersebut, karena hal itu adalah
termasuk fitnah-fitnah yang agung, dan juga ujian yang paling berat khususnya bila berlanjut.
Dan ini akan lemah dengan adanya kekuatan ruhani dan jasmani namun ujian
tersebut (juga) akan
menimbulkan kecaman bila dia tidak melawannya dengan kesabaran karena Allah
Subhaanahu wa Ta’ala dan bertawakal kepadaNya dengan bersandar kepadaNya dan
membutuhkannya secara terus menerus.
Akhirnya anda ketahui bahwa kesabaran itu sangatlah dibutuhkan oleh seorang hamba, bahkan
menjadi suatu yang darurat dalam setiap kondisi, oleh karena itu Allah
Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan kepadanya dan mengabarkan bahwasanya Dia, “beserta orang-orang yang sabar”,
maksudnya beserta orang-orang yang menjadikan kesabaran sebagai akhlak, sifat
dan karakternya dengan adanya pertolongan, bimbingan dan arahanNya, hingga
kesulitan dan kemalangan itu terasa sepele, segala hal yang luar biasa terasa
mudah, dan segala kesusahan yang ia rasakan akan lenyap, hal ini adalah
kebersamaan khusus yang akan menyebabkan kecintaan, pertolongan, pembelaan, dan
kedekatanNya, ini semua adalah keutamaan yang besar bagi orang-orang yang
bersabar. Sekiranya orang-orang yang bersabar itu tidak memiliki keutamaan,
kecuali (sekedar) memperoleh
kebersamaan dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, maka cukuplah bagi mereka hal itu
sebagai keutamaan dan kemuliaan. Adapun kebersamaan yang umum adalah kebersamaan ilmu dan kekuasaan sebagaimana (disebutkan)
dalam firmanNya (yang artinya):
“Dan Dia bersama kamu
dimana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
Yang ini adalah bersifat umum untuk seluruh makhluk.
Lalu Allah Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk
meminta pertolongan dengan shalat, karena shalat adalah tiang agama dan cahaya
kaum mukminin, dan ia adalah penghubung antara seorang hamba dengan Rabbnya.
Apabila shalat seorang hamba itu sempurna, ditambah dengan apa yang diwajibkan
dan disunnahkan kepadanya, yang terisi oleh kehadiran hati yang merupakan
intinya, hingga seorang hamba (bila mulai melaksanakan shalat), merasa masuk menemui Rabbnya dan berdiri di hadapanNya
sebagaimana berdirinya seorang pembantu yang bersopan santun dan penuh
perhatian dengan apa yang ia bicarakan dan apa yang ia lakukan serta terbuai
dalam bermunajat kepada Rabbnya dan berdoa kepadaNya; (maka) tidak
salah lagi bahwa shalat itu adalah sebesar-besar penolong dari segala perkara,
karena shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dan karena
kehadiran hati di dalam shalat itu mengharuskan adanya sebuah karakter dalam
hati seorang hamba yang mengajaknya kepada pelaksanaan perintah Rabbnya dan
menjauhi larangan-laranganNya, inilah shalat yang diperintahkan oleh Allah
Subhaanahu wa Ta’ala untuk dijadikan penolong dalam segala perkara.
--- Selesai kutipan ---
Lengkong
Kecil, Bandung, Ba’da Shubuh.
4 Respones to "Mintalah Pertolongan Dengan Sabar & Shalat"
mass,.! ber iman apa ber firman,.!
8 Mei 2013 pukul 08.50
Bagian mana yang dimaksud ya mas?
Nuhun
9 Mei 2013 pukul 04.36
kutipan arti sebuah ayat : Hai orang-orang yang berfirman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)maksudnya yang ini mas ditanyakan oleh mas Avrel Dre..Beriman atau berfirman...
3 Juni 2013 pukul 02.08
O,... maaf, salah ketik mas, yang benar adalah "beriman", Jazzakallaahu khaiir atas koreksinya,... :)
3 Juni 2013 pukul 03.10
Posting Komentar