Kebaikan Vs Keburukan Serta Balasannya Kelak Di Akhirat



Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyebutkan dua perbuatan yang saling bertolak belakang beserta balasannya di akhirat kelak i.e perbuatan baik dan perbuatan buruk, di dalam kitab-Nya yang haq lagi shahih, Al-Qur’an Al-Karim secara berturut-turut i.e QS. Yunus 25-26 dan QS. Yunus 27. Mudah-mudahan kita sebagai seorang mukallaf diberikan bashirah oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala agar mampu mengambil pelajaran dari setiap keterangan atau khabar yang termaktub di dalam Al-Kitab wa Sunnah an-Nabawiyyah, mendengar, menerima dan mengamalkannya, amieen.


Perbuatan Baik

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang berbuat baik (beramal shalih, red);

“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (Surga), dan menunjukki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus 25-26)

Berkata al-‘Allamah asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy –semoga Allah Ta’ala merahmatinya- ketika menafsirkan ayat diatas, “Allah Ta’ala mengajak, mendorong dan menganjurkan hamba-hambaNya secara umum kepada Darussalam (Surga), dan Dia mengkhususkan hidayah kepada siapa (saja) yang Dia kehendaki untuk dipiih dan diangkatNya. Ini adalah karunia dan kebaikanNya, dan Allah mengkhususkan rahmatNya kepada hambaNya yang Dia kehendaki. Ini adalah keadlilan dan hikmahNya, tidak ada seseorang pun yang memiliki hujjah setelah adanya penjelasan dan (setelah) diutusnya Rasul. Allah Subhaanahu wa Ta’ala menamakan Surga dengan Darussalam karena ia selamat dari cacat-cacat dan kekurangan, dan hal itu dikarenakan kesempurnaan nikmatnya, kelengkapannya, kekekalannya dan keindahannya dari segala segi.

Manakala Dia mengajak kepada Darussalam maka seakan-akan jiwa itu berhasrat kepada amal perbuatan yang mengantarkannya kepada Surga, maka Dia menyampaikannya dengan firmanNya, “Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya”. Maksudnya, orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah hendaklah beribadah kepadaNya dengan pijakan muraqabah (merasa diawasi), dan ketulusan (keikhlasan) dalam beribadah, dan melaksanakan apa yang dia mampu darinya. Mereka juga berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan apa yang mereka mampu, berupa perbuatan baik yang bersifat perkataan dan perbuatan: memberikan kebaikan materi, kebaikan jasmani, amar ma’ruf, nahi mungkar, mengajar orang-orang yang bodoh (jahil), memberikan nasihat kepada orang-orang yang berpaling dan kebaikan-kebaikan yang lain. Orang-orang yang berbuat baik itulah yang mendapatkan kebaikan i.e Surga yang sempurna kebaikannya dan sebuah tambahan i.e melihat Wajah Allah Ta’ala yang mulia, mendengar firmanNya, meraih ridhaNya, (dan) berbahagia dengan kedekatan kepadaNya. Dengan ini terwujudlah harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap dan sesuatu yang dimohon oleh orang-orang yang memohon.

Kemudian Dia menyebutkan lenyapnya ketakutan mereka, Dia berfirman, “Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan”. Maksudnya, mereka tidak ditimpa sesuatu yang tidak diinginkan dari segi apapun, karena jika sesuatu yang tidak diinginkan menimpa manusia, maka hal itu akan terbaca di wajahnya, ia akan kusut dan suram. Adapun mereka (yang mengerjakan amal shalih), maka Allah berfirman tentangnya,

“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan”. (QS. Al-Muthaffifin 24).

Mereka itu adalah penduduk Surga yang tinggal kekal di dalamnya, tidak berpindah, tidak lenyap dan tidak akan berubah.” [Taisir al-Kareem ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannaan, vol. 3, juz. 11]


Perbuatan Buruk

Di ayat berikutnya Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman (ketika menjelaskan keadaan orang-orang yang berbuat keburukan), “Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Mereka tidak memiliki seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Yunus 27)

Kembali asy-Syaikh al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy –semoga Allah Ta’ala merahmatinya- menjelaskan ayat diatas di dalam tafsirnya, “Manakala Allah menyebutkan penduduk Surga, maka Dia menyebutkan penghuni Neraka, lalu Dia menyebutkan bahwa barang dagangan mereka yang mereka dapatkan di dunia adalah amal-amal buruk yang mengundang murka Allah berupa berbagai macam kekufuran, pendustaan dan kemaksiatan, maka balasan (kepada) mereka adalah keburukan yang sepertinya yakni balasan yang menyedihkan mereka menurut keburukan yang mereka lakukan sesuai dengan perbedaan keadaan mereka. Dan mereka ditutupi”, maksudnya dinaungi, “kehinaan” di hati mereka dan ketakutan terhadap azab Allah, tidak ada yang melindungi mereka darinya, dan tidak ada yang membentengi. Kehinaan batin itu merembet kepada lahir mereka, maka wajah mereka (pun) menghitam “seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. Berapa (jauh) perbedaan antara kedua golongan (tersebut)?. Betapa jauhnya jurang antara keduanya.

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya-lah mereka melihat. Dan wajah (orang-orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat.” (QS.Qiyamah 22-25)

“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.” (QS. Abasa 38-42)[Taisir al-Kareem ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannaan, vol. 3, juz. 11]


Dari penjelasan as-Syaikh as-Sa’dy diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa perbuatan baik dalam bentuk amalan shaliha akan membawa pelakunya kepada Darussalam (Surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, tempat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan, lagi kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, ‘abadan ‘abada. Wajah mereka berseri-seri, tidak ditutupi oleh debu hitam, dan tidak pula oleh kehinaan. Adapun perbuatan buruk dalam bentuk kesyirikan, kekufuran, pendustaan terhadap ayat-ayat Allah Tabaaraka wa Ta’ala dan risalah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan berbagai bentuk kemaksiatan, akan membawa pelakunya kepada Neraka, azab Allah Tabaaraka wa Ta’ala yang pedih, dan kehinaan tiada akhir. Wajah mereka menghitam, tertutupi oleh debu dan kegelapan seakan-akan tertutupi oleh kepingan-kepingan malam yang gelap gulita, na’udzubillaahi min dzalik. Mudah-mudahan kita termasuk golongan yang pertama yang ikhlas dalam mengerjakan amal shalih dan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama demi mengharapkan Wajah Allah yang mulia di Surga kelak. Wallahu Ta’ala a’lamu.



0 Respones to "Kebaikan Vs Keburukan Serta Balasannya Kelak Di Akhirat"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula