Memory Farewell Dan Fenomena Resign



Dua hari terakhir ini saya tidak beraktifitas di Regional, praktis banyak email kantor yang menumpuk di inbox. Tadi pagi saya coba buka salah satu email (yang masuk paling terakhir) yang dikirimkan oleh HRD. Ternyata berisi permintaan untuk mengirimkan file foto berukuran 3x4 dengan background merah untuk melengkapi database online HRiS. Saya coba cari di PC kantor namun ternyata tidak ada, akhirnya saya cari di email yahoo. Saya teringat kalau beberapa tahun yang lalu saya pernah mengirimkan CV plus foto (dengan ukuran yang sama) ke beberapa perusahaan. Tetapi entah mengapa saya malah lebih tertarik untuk membuka email dengan subject “Mohon maaf lahir dan batin” tertanggal Oct 31st 2008. Setelah dicek teryata isinya farewell ketika saya keluar dari perusahaan yang lama. Just flashback ke belakang; Itu adalah salah satu moment yang mengharukan bagi saya karena harus berpisah dengan kawan-kawan terbaik saya waktu itu. Kurang lebih begini isinya…

____________________________

Assalamu’alaykum.

Dear All,

As most of you already knew that today is my last day with Sistelindo. I truly can’t tell you how difficult it is to describe how happy sad I am to be leaving. When I got here two years ago, I would never have realized how connected I would be to such a warm community of people. I have made many good friends during my years working with you all, and feel that I am a better person for my time here. I have so many good memories of all of the good times I have had that I am sure I will never forget any of you.

I have enjoyed my tenure here and I appreciate having had the opportunity to work directly with you. Thank you for the support, guidance, and encouragement you have provided me during my time at Sistelindo, even though indeed I am going to miss you all. Tomorrow I will wake up in my new life, looking forward to dealing with a new challenge outside and starting a new phase of my career.

Please keep in touch, I can be reached at my personal email address or YM (old_nakula@yahoo.com) or hp (081320XXXXXX).

My very best wishes for the future go out to each and every one of you.

Wassalamu’alaykum.

____________________________

Kemudian (setelah mengucapkan farewell waktu itu, red) masuk beberapa email dukungan dan doa (baik dari rekan satu kantor maupun partner perusahaan) semisal;

From: "Wong, Yoke Fun"

To: "dwi.noviyanto@sistelindo.com"

Cc: "dwi_noviyanto@yahoo.com"

Sent: Friday, October 31, 2008 10:37 AM

Subject: RE: Mohon maaf lahir dan batin

Thanks Dwi for your support so far,

Has been nice working with you. Wishing you all the best in your future endeavours.

Regards

Yoke Fun, Wong

AT&T Singapore

---

From: "Chiu, Tina"

To: dwi.noviyanto@sistelindo.com; "Van Cauwenbergh, Jan" ; "Chan, Alex" ; "Cheng, Albert" ; "Wong, Ivy" ; "Wong, Yoke Fun" ; "Mishra, Shailesh" ; "Tung, Ming Weng" ; "Ee, Boon Siong" ; "Lam, Tina" ; "Kwan, Jeannie"

Cc: "Jais, Afizal" ; "Nazwar, Alfian" ; dwi_noviyanto@yahoo.com

Sent: Saturday, November 1, 2008 11:06 AM

Subject: RE: Mohon maaf lahir dan batin

Dwi,

Thank you for your support from time to time.

I wish you every success in your future career.

Thanks,

Tina, Chiu

AT&T Hongkong


Today, I just wanna say; Thanks once again for your support and du’a so far, may Allah Ta’ala bless you all and bestow you with goodness [it’s special only for those who worship Allah Azza wa Jall alone].


Terkait masalah resign, ada banyak pertimbangan mengapa seseorang memutuskan untuk meninggalkan tempatnya bekerja (termasuk saya waktu itu, red). Paling tidak bisa disummarykan ke dalam 3 faktor –CMIIW- antara lain:

[1]. Kenyamanan

Sejauh pengamatan dan pengalaman saya, inilah factor terbesar mengapa seseorang keluar dari pekerjaannya. Meskipun ia dibayar dengan standard gaji diatas rata-rata perusahaan lain yang sejenis dan memiliki peluang besar menduduki jabatan struktural yang tinggi, namun jika hati tidak lagi nyaman, tidak lagi ada kecocokan dengan lingkungan/ budaya perusahaan, tidak lagi ada chemistry dengan partner kerja atau atasan, tidak sehatnya kondisi financial perusahaan (misal) karena lilitan hutang atau hilangnya pelanggan setia yang membantu eksistensi perusahaan dll, tidaklah cukup meyakinkan (bagi sebagian orang) untuk membuatnya bertahan. Hal ini sejalan dengan analisa Paul Conrath, seorang pakar/expertise di bidang human resources (http://humanresources.about.com) ketika membreakdown 10 alasan mengapa seseorang itu keluar dari perusahaannya. Lima (alasan) diantaranya (ternyata) tidak jauh dari factor kenyamanan sbb;

a). You’ve stopped having fun and enjoying your job. No matter what changed, when you dread going to work in the morning, it's time to leave your job.

b). Your company is experiencing a downward spiral, losing customers, losing money, and rumors of possible closure, bankruptcy and failure prevail.

c). Your relationship with your manager is damaged beyond repair. You have sought help to mend the boss relationship but you know it is too damaged for recovery. (Perhaps you were untrustworthy, missed work on too many days, or the manager acts like an untrustworthy jerk.) Whatever the reason, the relationship is irrecoverably damaged.

d). You’ve burned your bridges with your co-workers. Your group is not getting along in an environment that requires people to work together well. Again, at some point, the reasons don’t matter; start fresh in a new job and resolve to not let this situation happen again.

e). Your stress level is so high at work that it is affecting your physical or mental health and your relationships with your friends and family. Watch for the signs of burnout and if they can’t be cured, move on.

[2]. Upah/Gaji/Salary

Ini adalah masalah klasik yang kerap muncul di benak seseorang dan itu termasuk normal. Entah itu karena rendahnya standar gaji di perusahaannya, meningkatnya kebutuhan hidup (karena harus menyokong perekonomian keluarga, membiayai pendidikan anak-anak dll), atau banyaknya godaan dari perusahaan lain yang menawarkan gaji lebih tinggi. Hal ini senada dengan penjelasan Paul Conrath di poin selanjutnya sbb:

a). Your life situation has changed. Perhaps you have married or had a baby, and the salary and benefits no longer support your life needs. You need to move on to better opportunities to support your family.

[3]. Jenjang karir

Bagi sebagian orang, bekerja di lingkungan perusahaan yang kondusif dan nyaman, kemudian mendapatkan gaji bulanan/tahunan yang tinggi saja tidak cukup. Atau dengan kata lain, hanya sekedar eksis saja tidaklah cukup. Segala sesuatunya terasa datar, hilang sudah motivasi atau passion seandainya jenjang karir yang ada tidak jelas dan subjective. Ada yang bilang, “Masa sih selamanya menjadi staff, masa sih statusnya mau kontrak terus, masa sih dia naik lebih dulu dari saya sedangkan kontribusinya selama ini biasa-biasa saja” dll. Itulah salah satu ekspresi yang menggambarkan betapa pentingnya jenjang karir bagi sebagian orang. Paul Conrath menjelaskan;

a). And the top ten reason for leaving your current miserable job - you are unchallenged, need more responsibility, and seek opportunities that just don't exist for you in your current organization. You've explored the current and potential options, and they are limited. It's time to move on.

Namun demikian, jangan sampai karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja, gaji maupun jenjang karir yang ditawarkan, atau karena merasa terdzalimi oleh perusahaan lalu melupakan sesuatu yang wajib dilakukan oleh seorang hamba kepada Rabbnya Azza wa Jall, yakni bersyukur dan bersabar. Sederhananya, ia bisa bekerja dan mendapatkan nafkah yang halal (meskipun sedikit dan meskipun di lingkungan kerja yang tidak ia sukai) itu atas kehendak siapa? tidak lain karena kebaikan dari Allah Ta’ala yang tak pernah berhenti memberikan rahmah (kasih sayang) dan nikmatNya. Yang Allah Ta’ala minta hanyalah bersyukur atas apa yang sudah ia dapatkan. Faktanya (jika mau melihat ke bawah sebagaimana sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa sallama; “Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” [Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy]) masih banyak orang yang tidak seberuntung dia dalam pekerjaan. Kewajiban pula baginya untuk bersabar, dan tidak berputus asa ketika belum mendapatkan tempat bekerja yang ideal. Wallaahu a’lam…



0 Respones to "Memory Farewell Dan Fenomena Resign"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula