Yang Baik Itu (Memang) Sedikit



Diceritakan dalam ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratisy Syakirin karya al-Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah –semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala merahmatinya- perumpamaan dunia sebagai berikut;

Dunia seperti kaum yang bepergian dengan membawa harta dan keluarga mereka. Kemudian mereka melintasi padang rumput yang tersedia banyak air dan buah buahan, mereka pun singgah disana. Mereka mendirikan tenda dan membangun rumah dan istana disana. Kemudian lewatlah seorang laki-laki yang sudah dikenal sebagai sang pemberi nasihat, jujur lagi amanah.

Laki-laki itu berkata, “Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, di balik bukit ini ada tentara yang hendak menyerbu kalian. Ikutlah kalian denganku maka aku akan tunjukkan jalan menghindar dari mereka, sehingga kalian pun selamat.”

Maka ada sekelompok kecil yang menuruti orang itu. Kemudian orang itu berkata, “Wahai kaum, keselamatan,..keselamatan,..pasti kalian dapatkan,..pasti kalian dapatkan!”

Orang-orang yang mendengar perkataan laki-laki itu –bersama keluarga, anak, dan kelompoknya- berkata, “Bagaimana mungkin kami tinggalkan lembah ini? Padahal disinilah kehidupan, harta, dan rumah kita. Kita pun sudah menempatinya.”

Laki-laki itu berkata pada mereka, “Masing-masing orang hendaklah menyelamatkan dirinya sendiri dengan membawa bawaan yang ringan. Apabila tidak, maka ia akan tertangkap dan hartanya akan dimusnahkan.”

Orang-orang yang mapan hidupnya yang memiliki kedudukan dan harta yang melimpah, juga para tokoh mereka tidak mau pindah dan meninggalkan kekayaan mereka. Orang-orang jahil (bodoh) mengatakan, “Kami punya panutan untuk tetap bermukim disini. Mereka lebih banyak harta kekayaannya dan keluarganya daripada kami. Apa yang menimpa kami, pasti juga akan menimpa mereka.”

Kemudian laki-laki itu berangkat bersama sedikit kelompok yang mau mengikutinya. Mereka pun mendapat keselamatan. Sementara penduduk yang bersikeras tidak mau pindah dikagetkan oleh serbuan sepasukan musuh di pagi hari. Pasukan itu membunuh dan membinasakan harta kekayaan mereka. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama mengisyaratkan perumpamaan ini pada sebuah hadits yang keshahihannya disepakati:

Dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama yang bersabda;

“Perumpamaanku dengan apa yang diutuskan Allah kepadaku adalah bagai seorang laki-laki yang mendatangi kaumnya. Laki-laki itu berkata, ‘Wahai kaumku, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri ada pasukan. Aku adalah pemberi peringatan. Maka mari kita menyelamatkan diri, mari kita menyelamatkan diri.’

Maka ada sekelompok (orang) yang menurutinya dan mereka pun segera berangkat pergi. Mereka akhirnya selamat. Sedangkan kelompok yang mendustakan orang itu, mereka terkejut di pagi harinya, karena ada sepasukan musuh menyerbu mereka. Pasukan itu membunuh dan menghanguskan mereka. Itulah perumpamaan orang yang mengikutiku dan apa yang aku bawa, serta perumpamaan orang yang menentangku dan mendustakan apa yang aku bawa dengan kebenaran.” (HR. Bukhari No. 6482 dan Muslim No. 16 dalam al-Fadha’il)

**Selesai kutipan**

Dicopas dari ‘Uddatush Shabirin wa Dzakhiratisy Syakirin, “Perumpamaan keempat belas”.



0 Respones to "Yang Baik Itu (Memang) Sedikit"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula