Dalam daurah 6 jam (yang insyaAllah bermanfaat) kemaren (i.e Sabtu, 7 Januari 2012), pemateri (i.e al-Ustadz Abu Ibrahim Muhammad Umar as-Sewed –hafidzahullaahu-) menukil sebuah ayat dari QS. Al-Baqarah dalam sebuah pembahasan ilmiyyah mengenai bahayanya akidah dan pemikiran (Syi’ah) Rafidhah, sebuah firqah (aliran) yang mencela dan melaknat para shahabat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama yang utama semisal Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin Khaththab (note: kedua shahabat sekaligus al-khulafaa ar-rasyidin al-mahdiyyin yang mulia ini mereka sebut sebagai dua berhala quraisy, na’udzubillaahi min dzalik, kita berlepas diri dari kekejian ucapan mereka, red), Abu Hurairah, Aisyah binti Abu Bakar as-Shiddiq dll radhiyallaahu ‘anhum. Bunyi ayat yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
Beliau membawakan ayat ini ketika menjelaskan kekokohan iman para shahabat ridwanullah ‘alaihim ajma’in sekaligus membantah ucapan rafidhah yang mengatakan bahwa para shahabat adalah orang-orang yang munafik. Malamnya saya buka Taisir al-Karim ar-Rahman Fii Tafsir Kalam al-Mannan vol. 1 juz. 2 karya gurunya guru beliau (i.e guru dari asy-Syaikh al-Faqih Ibnu Utsaimin, asy-Syaikh al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah alu Sa’di –semoga Allah Ta’ala merahmati mereka berdua-) untuk melihat tafsir ayat diatas. Berikut adalah penjelasannya, mudah-mudahan bermanfaat:
Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia sudah pasti akan menguji hamba-hambaNya dengan malapetaka, kesengsaraan dan kesulitan sebagaimana yang Dia lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya, karena itu adalah sunnahNya yang berjalan yang tidak berganti dan tidak berubah.
Barangsiapa yang menegakkan agama dan syariat-Nya, ia pasti akan diuji, apabila dia bersabar dalam perintah Allah dan tidak mempedulikan kesulitan yang menghadang dihadapannya, maka dia adalah orang yang benar yang mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan jalan kepemimpinan, dan barangsiapa yang menjadikan fitnah (ujian) manusia seperti siksa dari Allah yaitu bahwa dia terhalang oleh segala kesulitan dari tujuan yang ditempuhnya, dan dia dibelokkan oleh cobaan-cobaan dari maksud dan sasarannya, maka dia adalah pembohong dalam pengakuan keimanannya, karena keimanan itu bukanlah dengan kekaguman, angan-angan dan sebatas pengakuan, hingga perbuatan yang akan membenarkan atau mendustainya, sesungguhnya telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah tentang mereka, { مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ } “Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan” yaitu kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, {وَزُلْزِلُوا} “serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)” dengan berbagai macam ketakutan seperti ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka menduga bahwa kelambatan pertolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan kedatangannya.
Akan tetapi karena situasi yang dahsyat dan kesulitannya itu hingga berkata, { الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ} “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’” Dan ketika datang pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa sulit kemudian menjadi lapang, Allah berfirman, { أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ} “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. Demikianlah setiap orang yang menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan segala kesulitan itu menjadi ketenangan, lalu Allah menyusulkan semua itu dengan kemenangannya atas musuh-musuhnya serta mengobati penyakit yang ada dalam hatinya.
Ayat ini sejalan dengan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 142)
Dan firmanNya yang lain, “Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan se-sungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3),
Maka ketika ujian itu ada, (maka) seseorang menjadi mulia atau menjadi hina.
==Selesai kutipan==
Akhirnya kami berdoa;
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا، رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ
“Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Hasyr: 10)
Ya...jauhkanlah kami dari kedengkian terhadap orang-orang yang beriman lebih dahulu dari kami (i.e para shahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar) dan jagalah dan bersihkanlah lisan-lisan kami dari mencela mereka (agar tidak menyerupai lisan-lisan kotor Syiah Rafidhah!)
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
“Wahai Tuhan kami! Anugrahkanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan datangkanlah jalan keselamatan bagi kami.” (QS. Al-Kahfi: 10)
0 Respones to "Sesungguhnya Pertolongan Allah Itu Amat Dekat"
Posting Komentar