Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman;
إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا (7) وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا (8
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya menjadi tanah yang rata lagi tandus.” (QS. Al-kahfi: 7-8)
Tafsir Ayat
يخبر تعالى: أنه جعل جميع ما على وجه الأرض، من مآكل لذيذة، ومشارب، ومساكن طيبة، وأشجار، وأنهار، وزروع، وثمار، ومناظر بهيجة، ورياض أنيقة، وأصوات شجية، وصور مليحة، وذهب وفضة، وخيل وإبل ونحوها، الجميع جعله الله زينة لهذه الدار، فتنة واختبارا. ( لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا ) أي: أخلصه وأصوبه،.
“Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan semua yang ada di muka bumi, baik berupa makanan-makanan yang lezat, aneka minuman, pakaian-pakaian yang bagus, pepohonan, sungai-sungai, sawah-sawah, buah-buahan, panorama yang mengagumkan, kebun-kebun yang mengikat, suara-suara yang membangkitkan semangat, rupa-rupa yang manis, emas, perak, kuda, unta dan lain sebagainya, semuanya Allah ciptakan sebagai perhiasan untuk perkampungan ini (kehidupan dunia) dan sebagai cobaan dan ujian. ( لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلا ) ‘Agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya’, maksudnya yang paling ikhlas (semata-mata karena Allah Ta’ala, red) dan paling benar (amalannya sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama, red).
ومع ذلك سيجعل الله جميع هذه المذكورات، فانية مضمحلة، وزائلة منقضية وستعود الأرض ( صَعِيدًا جُرُزًا ) قد ذهبت لذاتها، وانقطعت أنهارها، واندرست أثارها، وزال نعيمها،
“Meskipun demikian, Allah akan menjadikan semua yang telah disebutkan (diatas) sebagai obyek-obyek yang fana (sirna) lagi musnah, lenyap dan berakhir. Bumi akan kembali, ( صَعِيدًا جُرُزًا ) ‘menjadi tanah yang rata lagi tandus’, telah pergi kenikmatan-kenikmatannya, sungai-sungainya berhenti (mengalir) dan bekas-bekasnya hilang serta kenikmatannya sirna.
هذه حقيقة الدنيا، قد جلاها الله لنا كأنها رأي عين، وحذرنا من الاغترار بها، ورغبنا في دار يدوم نعيمها، ويسعد مقيمها، كل ذلك رحمة بنا، فاغتر بزخرف الدنيا وزينتها، من نظر إلى ظاهر الدنيا، دون باطنها، فصحبوا الدنيا صحبة البهائم، وتمتعوا بها تمتع السوائم، لا ينظرون في حق ربهم، ولا يهتمون لمعرفته، بل همهم تناول الشهوات، من أي وجه حصلت، وعلى أي حالة اتفقت، فهؤلاء إذا حضر أحدهم الموت، قلق لخراب ذاته، وفوات لذاته، لا لما قدمت يداه من التفريط والسيئات وأما من نظر إلى باطن الدنيا، وعلم المقصود منها ومنه، فإنه يتناول منها، ما يستعين به على ما خلق له، وانتهز الفرصة في عمره الشريف، فجعل الدنيا منزل عبور، لا محل حبور، وشقة سفر، لا منزل إقامة، فبذل جهده في معرفة ربه، وتنفيذ أوامره، وإحسان العمل، فهذا بأحسن المنازل عند الله، وهو حقيق منه بكل كرامة ونعيم، وسرور وتكريم، فنظر إلى باطن الدنيا، حين نظر المغتر إلى ظاهرها، وعمل لآخرته، حين عمل البطال لدنياه، فشتان ما بين الفريقين، وما أبعد الفرق بين الطائفتين
Inilah hakikat dunia. Allah telah mempertontonkannya dengan jelas kepada kita, seolah-olah dunia itu seperti melihat dengan dua mata kita, memperingatkan kita agar tidak terpedaya olehnya. Dan (juga) menstimulus kita untuk lebih menyukai suatu tempat, yang kenikmatannya abadi dan penghuninya berbahagia. Semua itu merupakan rahmat Allah kepada kita. Orang yang melihat penampilan (pesona) fisik dunia semata tanpa (memperhatikan) hakikatnya, niscaya akan tertipu dengan keindahan dan perhiasannya, lalu mereka bersahabat dengannya layaknya binatang-binatang ternak (bersahabat) dan bersenang-senang dengan dunia seperti binatang-binatang yang digembalakan. Mereka tidak menoleh kepada hak Rabb mereka, dan tidak berkepentingan untuk mengenalnya. Bahkan obsesi mereka hanyalah ingin menikmati syahwat dunia denga cara apapun yang dihasilkan dan pada kesempatan kapan pun yang muncul. Mereka ini apabila ajal mendatangi mereka, pasti merasa gundah lantaran dirinya hancur dan kenikmatannya lenyap. Bukan (merasa) gelisah disebabkan perbuatan yang telah dilakukannya berupa penyepelean aturan (Allah) dan dosa-dosa.
Adapun orang yang memperhatikan hakikat dunia, memahami maksud penciptaan dunia dan dirinya, maka dia akan mengambil (bagian) dari dunia tersebut sekedar untuk dipakai merealisasikan tujuan penciptaan dirinya (i.e beribadah kepada Allah Ta’ala, red). Dia memanfaatkan kesempatan dalam umurnya yang berharga, lalu menjadikan dunia sebagai jembatan penyeberangan, bukan tempat bersenang-senang, tempat singgah dalam perjalanan, bukan tempat menetap. Dia mengorbankan segala kemampuannya untuk mengenal Rabbnya, melaksanakan perintah-perintahNya dan memperbagus amalannya.
Orang ini akan berada di tempat sebaik-baiknya di sisi Allah, dan dia layak untuk menerima segala kemuliaan, kenikmatan, dan kebahagiaan, serta penghormatan di sisi Allah. Dia melihat hakikat dunia tatkala orang yang tertipu melongok pesona fisiknya, beramal untuk kehidupan akhiratnya tatkala pemburu dunia beramal untuk dunia. Alangkah jauh perbedaan antara kedua golongan itu!.” (Taisir al-Kareem ar-Rahman Fii Tafsir Kalam al-Mannan, vol. 4, juz. 15)
0 Respones to "Allah Jadikan Apa Yang Ada Di Bumi Sebagai Ujian"
Posting Komentar