Pasti kita sudah terbiasa mendengar atau menerima nasihat dari orang lain, “اصْبِرُ: Bersabarlah ya Fulan” atau sebagaimana ucapan orang Jawa, “Sing sabar yo le, sing sareh..”. Meskipun hanya 5 suku kata (s-a-b-a-r) akan tetapi kata ini mengandung segudang manfaat dan kebaikan yang tak terhingga dan ternilai harganya. Kata “sabar” banyak ditemukan dalam sebuah Kitab yang Allah turunkan untuk mengeluarkan manusia “minadz dzulumat ilan nuuri” dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang dengan izin-Nya, yakni Al-Qur’an Al-Kareem. Imamul Muhadditsin, al-Faqih az-Zahid Abu ‘Abdillah Ahmad bin Hanbal –semoga Allah Tabaaraka wa Ta’ala merahmatinya- berkata, “Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyebutkan kesabaran dalam Al-Qur’an sebanyak Sembilan puluh kali.”
Berikut penjelasan al-Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah –semoga Allah Ta’ala merahmatinya- mengenai kesabaran dan manfaatnya bagi pelakunya. Beliau menjabarkan hingga 22 poin, namun saya hanya akan mengutip sepuluh diantaranya saja.
Pertama; Pemberitahuan tentang dilipatgandakannya pahala orang-orang yang bersabar dibandingkan pahala orang lain. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka..” (QS. Al-Qashash: 54), juga dalam firman-Nya, “…sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Berkenaan dengan ini Sulaiman ibn Qasim mengatakan, “Semua amal perbuatan diketahui pahalanya, kecuali kesabaran, karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, ‘..sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas’, yakni seperti air yang memancar.”
Kedua; Hubungan antara kepemimpinan dalam agama dan kesabaran serta keyakinan, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Dan Kami jadikan di antara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24)
Maka hanyalah dengan kesabaran dan keyakinan, kepemimpinan dalam agama diperoleh.
Ketiga; Keberhasilan orang-orang yang bersabar memperoleh penyertaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Seperti diriwayatkan dalam firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “…sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah: 153)
Berkenaan dengan ini, Abu Ali ad-Daqqaq berkata, “Orang-orang yang bersabar beruntung mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat, karena mereka memperoleh penyertaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala.”
Keempat; Tiga karunia istimewa bagi orang-orang yang bersabar yang tidak diberikan kepada selain mereka, yaitu shalawat, rahmat, dan petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala bagi mereka. Seperti diriwayatkan dalam firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “..dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, ‘Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’un’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Berkenaan dengan ini, salah seorang ulama salaf mengatakan, “Seorang yang sabar ditanya tentang musibah yang menimpanya, lalu dia menjawab, ‘Mengapa aku tidak bersabar, padahal Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah menjanjikan tiga kebaikan yang masing-masing dari kebaikan itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.”
Kelima; Kesabaran sebagai penolong dan bekal, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta pertolongan dengan bersabar. Seperti diriwayatkan dalam firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat..” (QS. Al-Baqarah: 45), maka orang yang tidak bersabar tidak akan mendapat pertolongan.
Keenam; Kesabaran dan ketakwaan sebagai benteng yang sangat kokoh dari serangan musuh dan tipu dayanya. Tidak ada benteng yang lebih kokoh dan lebih besar daripada benteng kesabaran dan ketakwaan. Seperti yang diriwayatkan dalam firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “…jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu…” (QS. Ali-Imran: 20).
Ketujuh; Ampunan dan pahala yang besar dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala atas kesabaran dan amal shalih. Seperti yang diriwayatkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala dalam firmanNya, “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal shalih; mereka itu memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Hud: 11)
Mereka adalah orang-orang yang tidak tergolong manusia tercela yang suka berputus asa serta bersikap kufur ketika dilanda musibah, namun senang dan bangga ketika mendapatkan kenikmatan. Jalan keluar dari sifat buruk ini hanyalah dengan bersabar dan beramal shalih, sebagaimana ampunan dan pahala yang besar hanya bisa diperoleh dengan keduanya.
Kedelapan; Kesabaran dalam menghadapi musibah dijadikan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala sebagai salah satu hal yang paling diutamakan, yakni paling dimuliakan dan diagungkan. Seperti yang diriwayatkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syura: 43)
Juga seperti nasihat Luqman (al-Hakeem) kepada putranya, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala).” (QS. Luqman: 17)
Kesembilan; Pemberitahuan Allah Subhaanahu wa Ta’ala bahwa bermacam-macam karakteristik yang baik hanya bisa diraih oleh orang-orang yang sabar. Seperti dinyatakan pada dua tempat dalam Al-Qur’an:
(a). Dalam al-Qashash yang mengisahkan tentang Qarun, ketika orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata kepada orang-orang yang berharap diberi seperti apa yang diberikan kepada Qarun, “…kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Qashash: 80)
(b). Dalam surat Ha Mim as-Sajdah, yang berupa perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala kepada hambaNya untuk menolak kejahatan dengan perbuatan yang lebih baik, sehingga antara hamba dan musuhnya akan terjalin hubungan seolah-olah musuh adalah teman akrab. Allah Subhaanahu wa Ta’ala kemudian berfirman, “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 35)
Kesepuluh; Pernyataan Allah Subhaanahu wa Ta’ala bahwa setiap orang yang tidak beriman dan tidak bersabar adalah orang yang merugi. Ini tentu menunjukkan bahwa tidak ada yang beruntung kecuali orang yang bersabar. Seperti diriwayatkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala, “Demi masa. Sesungguhnya manusia ini benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling nasihat-menasihati untuk kebenaran dan saling nasihat-menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Sebab itulah al-Imam asy-Syafi’I –semoga Allah Subhaanahu wa Ta’ala merahmatinya- mengatakan, “Jika semua manusia memikirkan ayat ini, niscaya sudah cukup bagi mereka.”
Kesempurnaan hamba terletak pada dua kekuatan; yakni kekuatan ilmu dan kekuatan amal, dan keduanya adalah iman dan amal shalih. Sebagaimana dia perlu menyempurnakan dirinya, dia juga perlu menyempurnakan orang lain dengan cara saling nasihat-menasihati dalam kebenaran dan saling nasihat-menasihati dalam kesabaran. Semua itu dilandasi oleh kesabaran.
== Selesai kutipan ==
Sumber: ‘Uddatush Shaabirin; 108-113.
1 Respones to "Kesabaran Dan Manfaat Yang Diperoleh"
Orang sabar disayang ALLOH Swt
22 September 2015 pukul 20.10
Posting Komentar