Beberapa Perumpamaan Dunia



Ada sekitar 22 perumpamaan yang dipaparkan oleh penulis kitab ‘Uddatush Shaabirin (Al-Imam Ibnul Qayyim) terkait dengan dunia. Pada kesempatan kali ini, peng-copypaste yang dha’iful iman lagi faqir ini akan mengutip 3 diantaranya saja. Mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi pengutip dan juga bagi rekan bloggers sekalian. Wallaahu Ta’ala a’lamu.

Perumpamaan 1

Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Amr ibn Syu’aib dari bapaknya dari Sulaiman ibn Yassar dari maimunah, dia berkata, Rasulullah Shallaallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda kepada ‘Amr ibn Ash radhiyallaahu ‘anhu, “Dunia itu hijau dan manis. Orang yang disana bertakwa kepada Allah dan berbuat kebajikan. Jika tidak demikian, maka ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang. Jeda antara dua orang manusia yang berbeda ini adalah bagai jauhnya dua bintang, yang satu terbit di ufuk timur dan yang satu lagi terbenan di ufuk barat.”

Dalam hadits ini Nabi Shallaallaahu ‘alaihi wa sallama memperingatkan pada kehijauan dunia yang dapat mengelabui mata, dan dari manisnya dunia yang dapat menggugah hasrat dalam dada. Dengan hijau dan manis itulah, dunia berhias untuk para penghuninya agar dicintai. Apalagi mereka makhluk yang diciptakan disana dan hidup disana pula.

Seorang penyair berkata,

Kita adalah anak-anak dunia, dari sanalah kita tumbuh

Apa yang jadi asalmu pasti kucinta sungguh-sungguh

Manusia di dunia ini dibagi menjadi dua bagian:

Pertama, Orang yang berbuat baik lagi bertakwa. Ketakwaan dan perbuatan baik orang ini, mencegah pelakunya dari rakus dan bergelimang harta, dari mengambil (sesuatu) yang tidak halal, dan dari meletakkan dunia tidak pada tempatnya.

Kedua, Orang yang tidak bertakwa dan tidak melakukan kebaikan. Orang yang seperti ini, hasrat, kekuatan dan kemampuannya akan digunakan untuk mencari harta. Dia bagaikan orang yang makan, tapi tidak (pernah merasa) kenyang. Ini adalah perumpamaan yang sangat tepat. Karena tujuan makan adalah untuk menjaga kesehatan dan kekuatan. Dan itu akan terjadi jika (yang dimakan itu) sesuai dengan kadar kebutuhan. Bukannya makan yang menjadi tujuan. Maka siapa saja yang hasratnya melampaui kebutuhan maka ia tidak akan merasa kenyang.

Dari sinilah Al-Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Dunia itu, jika sedikit, ia bisa mencukupi, namun jika banyak, tidak akan mencukupi.” Dinyatakan pula bahwa jarak antara kedua orang yang bertakwa dan tidak bertakwa ini adalah bagai dua bintang; yang satu terbit dari ufuk timur dan satunya lagi terbenam dari ufuk barat. Diantara kedua ufuk itu terdapat batasan-batasan yang berbeda-beda.

Perumpamaan 2

Dunia diumpamakan bagai lautan yang harus dilintasi manusia dengan menggunakan kapal agar sampai ke daratan (sebuah) pulau, tempat tinggal dan tanah air mereka. Demikian ini tidak dapat ditempuh kecuali dengan kapal keselamatan. Maka Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengutus para Nabi dan Rasul untuk mengajarkan pembuatan kapal itu dan mengendarainya. Yakni dengan mentaati Allah Subhaanahu wa Ta’ala, mentaati rasul-rasulNya, mengabdi hanya kepadaNya, ikhlas untuk mendapatkan ridhaNya, bersemangat demi (meraih) akhirat, menghendaki akhirat dan melangkah untuk akhirat dengan sekuat tenaga.

Sedangkan orang-orang yang ditunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala (akan) melaksanakan tugas dengan menyetir dan mengendarai kapal mereka. Mereka benci perilaku menyelam, karena telah diketahui bahwa lautan itu tidak akan dapat diseberangi dengan (cara) menyelam atau berenang.

Sedangkan orang-orang yang jahil (bodoh), mereka tidak mau membuat kapal, tidak mempersiapkan alat-alatnya, maupun ikut naik ke atasnya. Mereka mengatakan, “Kami akan menyelam dan apabila tidak mampu, kami akan menempuhnya dengan berenang.” Mereka inilah para pemburu dunia. Mereka pun menyelam, dan ketika sudah tidak kuat lagi, mereka pun berenang. Hingga akhirnya mereka tenggelam. Walhasil, selamatlah para penumpang kapal (itu) sebagaimana para penumpang kapal nabi Nuh ‘Alaihissalam yang selamat bersama beliau. Sedangkan penghuni daratan pun tenggelam.

Jika kita renungkan perumpamaan ini dengan para penghuni dunia, maka akan kita dapatkan adanya kesesuaian dengan kehidupan nyata. Perumpamaan itu adalah kehidupan dunia dan akhirat, takdir dan perintah. Takdir diumpamakan dengan lautan, sedangkan perintah diumpamakan dengan kapal. Sehingga tidak ada yang selamat selain orang yang mau menumpangnya.

Perumpamaan 3

Dunia bagai seorang laki-laki yang menyalakan api yang besar. Sekelompok serangga dan belalang melihat api itu, kemudian mereka berebutan menuju kesana. Sedangkan serangga yang mengerti/memahami sifat api yang panas, ia memanfaatkan api itu sebagai penerangan dan sebagai media berjemur dengan panasnya dari kejauhan. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama benar-benar menunjukkan perumpamaan ini.

Dalam hadits beliau yang diriwayatkan oleh Malik ibn Isma’il dari Hafash ibn Humaid dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu, dari Umar ibnul Khaththab radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bahwa beliau bersabda, “Sungguh, aku menahan kalian dengan sabuk kalian dari api neraka. Kalian menyerbu masuk ke dalamnya bagai sekelompok serangga dan belalang (yang) menyerbu ke dalam api dan nyaris saja aku lepaskan sabuk kalian.” [HR. Al-Bukhari No. 6483 dan Muslim No. 18 dalam Az-Zuhd]

Dalam redaksi lainnya disebutkan, “Perumpamaanku dan kalian adalah bagai seorang yang menyalakan api. Ketika api itu menerangi sekitarnya, maka datang segerombolan serangga dan belalang yang menyerbunya. Sedangkan aku menahan kalian agar tidak masuk ke dalam api neraka. Adapun kalian mengalahkanku dan memilih menyerbu masuk ke dalam api neraka.”

Perumpamaan ini sangat sesuai dengan kehidupan pemburu dunia yang bergelimang harta di sana. Sedangkan Rasulullullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama menyeru mereka kepada akhirat. Namun mereka tetap menyerbu dunia bagai serangga dan belalang (yang) menyerbu api.

--- Selesai kutipan---


Disarikan seluruhnya dari ‘Uddatush Shaabirin hal 378-382, karya Al-Imam Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah

Gd. TTC Soetta 1st floor No. 707, Bandung



0 Respones to "Beberapa Perumpamaan Dunia"

Posting Komentar

 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula