Vacancy @PT. Weatherford Indonesia



As one of the largest global providers, Weatherford helps build innovative mechanical solutions, technology applications, and services for all phases of oil and gas developments. Weatherford operates in over 100 countries and employs more than 40,000 people worldwide.

We are seeking to find highly qualified candidates for the following position:


QA/QC OFFICER (JAKARTA BASE)

Requirements:

1. Bachelor Degree in Quality/Industrial Engineering or relevant

2. Minimum 2 years experience in implementing & maintaining a business process

3. Mechanical aptitude

4. Strong written & verbal communication skills especially English

5. Good customer & employee interpersonal skills

6. Basic knowledge of computer software

7. Basic understanding of oilfield product & operations

8. Ability to communicate with people at all levels

9. Ability to work tight deadlines

10. Ability to work unsupervised

11. Flexible & adaptable to a changing environment

12. Mature, independent resourceful and organized

13. Willing to work night shift

14. Preferably having basic knowledge of DS-1 and various API standards


We offer career growth in an exciting, challenging and rewarding professional environment both in the position advertised and beyond. To apply, please send your application and CV with QA/QC Officer as subject before

30th March 2011 to;

Jakarta.Recruitment@ap.weatherford.com

NOTE: Only candidates that meet the above qualification will be shortlisted

Weatherford is an equal opportunity employer.

[Baca Selengkapnya...]


Trik Menghapus Raws Atau Record Kosong Di Microsoft Excel



Barangkali rekan-rekan blogger (yang terbiasa melakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Excel, red) pernah atau bahkan sering menemukan case seperti gambar di bawah ini.

Apakah itu? Coba perhatikan raws (baris) yang berwarna hijau pada worksheet tersebut dengan seksama. Sudah menemukan sesuatu? Benar, baris-baris tersebut teridentifikasi “blank” atau kosong. Disamping mengganggu “pemandangan”, database seperti ini juga terkesan aneh dan tidak rapi. Tentu sangat melelahkan dan menjemukkan jika kita harus membersihkan baris-baris yang kosong tersebut secara manual. Bayangkan saja jika jumlah recordnya mencapai puluhan hingga ratusan ribu (seperti data BTS dibawah, red), tentu akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya. Belum lagi resiko “human error” yang kerap terjadi akibat berkurangnya konsentrasi kita saat melakukan cleansing data seperti terhapusnya data dari record secara tidak sengaja, atau kejadian-kejadian “force majeure” lainnya seperti listrik mati, atau computer nge-hang misalnya. Lalu apa solusinya? Syntax VBA berikut adalah salah satu jawabannya.


Sub DeleteBlankRows()

'Deletes the entire row within the selection if _

'the ENTIRE row contains no data.

(Sok lah diartikeun sendiri hehe)

Dim Rw As Range

If WorksheetFunction.CountA(Selection) = 0 Then

MsgBox “No data found”, vbOKOnly, "www.old-nakula.blogspot.com"

Exit Sub

End If

Deklarasikanlah Rw sebagai “range”, sebab raw (baris) kosong yang kita hapus nantinya akan teridentifikasi sebagai range, baik itu single maupun multiple. WorksheetFunction.CountA(Selection) berfungsi untuk mengitung record yang ada di dalam selected column atau selected range, yakni di kolom atau di range yang nantinya kita pilih. Selection sendiri bersifat “flexible”, artinya kolom atau range bisa kita pilih secara bebas. Jika tidak ada satupun record di dalam kolom atau range yang kita pilih, maka system akan menampilkan jendela info “No data found” secara otomatis. Jika teridentifikasi ada record meskipun hanya satu, maka system akan melanjutkan eksekusi ke syntax berikutnya.

Selection.SpecialCells(xlCellTypeBlanks).Select

Setelah record teridentifikasi, maka system akan menjalankan perintah Selection.SpecialCells(xlCellTypeBlanks).Select yang berarti “blocking” blank raws.

For Each Rw In Selection.Rows

If WorksheetFunction.CountA(Selection.EntireRow) = 0 Then

Selection.EntireRow.Delete

End If

Next Rw

End Sub

Kemudian eksekusi penghapusan/pembersihan/cleansing -atau apapun istilahnya- dimulai. System akan mendeteksi blank raws yang sudah terseleksi sebelumnya melalui syntax For Each Rw In Selection.Rows. Dan sekali lagi system akan melakukan validasi dan verifikasi melalui syntax WorksheetFunction.CountA(Selection.EntireRow). Jika jumlah “value” record yang berada di blank raws adalah “0”, maka raws tersebut akan didelate/dihapus melalui syntax Selection.EntireRow.Delete. Jika tidak, maka proses akan berakhir di End Sub. Demikianlah cara system mendeteksi dan memilah raws (baris-baris) yang kosong dan raws (baris-baris) yang berisi record/data. Bagaimana hasil akhirnya?. Lihat gambar berikut;

Simple dan praktis bukan?. Mudah-mudahan bermanfaat.


[Baca Selengkapnya...]


Vacancy @PT. Elnusa Petrofin



PT Elnusa Petrofin was established by PT Elnusa Tbk in 1996 with the objective to handle the business which was formerly handled by Patra Niaga Division/ Fuel & Chemicals (F&C) , distribution of Special Fuel (BBMK), which was then named Premix and SuperTT.

With developments at the moment the core of Business of PT Elnusa Petrofin has been expanding into supply, storage and trading of products related to services in the field of oil and gas , among others, retail trade of oil fuel,services for storage and transportation of oil fuel and gas, trading of other oil and gas products consisted of several commodities.

Authorization from the Government, in this case, the Directorate General of Oil and Natural Gas, for general trading (Wholesaler),has been granted to PT Elnusa Petrofin. By this authorization PT Elnusa Petrofin has been conceded a role in the down-stream business of oil and gas and consequently she retains the right to import or produce , marketing, transport and sell oil fuel through gasoline stations which belong to the Company's marketing network.However. competence is the decisive key for a company's existence and we are convinced that competence in the field of oil and gas sector should be further developed not only for the sake of recognition but also as a company to be reckoned with. by competitors.

Seeking for a qualified, hard working, and enthusiastic person to fill in position as :

IT Helpdesk

Requirements:

1. Male, max 27 years old

2. Min. D3 in Information Technology/ Computer Science

3. Min. 1 year experience in IT Technical Support or related field

4. Strong knowledge on hardware or software

5. Good communication & interpersonal skills

6. Fresh graduates are welcome to apply

Industrial Relation Staff

Requirements:

1. Male, max 35 years old

2. Bachelor degree from reputable university, preferably from Law background.

3. Have at least 2 year experience in similar position

4. Have knowledge of Manpower regulations / indonesian labor law and its implementation

5. Experience in HR policy & procedures, personnel matters & employee relation

6. Have depth knowledge to maintain and control confidential letter such as warning letter, termination of employment letter, and offering letter to ensure all the process run well without work disruption


DEPT. HRD PT. ELNUSA PETROFIN

GRAHA ELNUSA, LT.12

JL. TB SIMATUPANG KAV I B JAKARTA SELATAN 12560

or email :

hrd@elnusapetrofin.co.id

Please write the position in your application. Only short-listed candidates will be invited via e-mail/phone for Test and Interview

[Baca Selengkapnya...]


Tidaklah Ringan Menjadi Seorang Pemimpin



Sering kali kita temui, sekumpulan orang di sekitar kita yang begitu berambisi mengejar sebuah jabatan atau kedudukan hingga berbagai macam cara mereka tempuh demi mewujudkan ambisinya itu. Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama pernah mengingatkan, “Sungguh kalian akan berambisi untuk meraih kepemimpinan (kedudukan, red) dan kelak kalian akan menyesal di hari kiamat.” [HR. Bukhari No. 7148]

Sedikit sekali dari mereka i.e orang-orang yang berambisi meraih kepemimpinan tersebut berpikir tentang kemaslahatan umum, atau memberikan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan kedudukan yang kelak bisa ia raih. Kebanyakan dari mereka justru berpikir sebaliknya, mengejar jabatan untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Popularitas, kehormatan, kedudukan (status social), kekuasaan, kekayaan, dan kemewahan hanyalah sedikit dari sekian banyak kesenangan dunia yang mereka cari. Sungguh langka pemimpin yang jujur dan amanah saat ini, yang mampu menahan dirinya dari godaan syahwat dunia. Duhai seandainya saja mereka mengetahui dan memahami betapa kerasnya ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap para pemimpin yang tidak amanah lagi dhalim, tentu mereka akan berpikir dua kali jika ingin melakukan kecurangan atau kedhaliman tersebut.

Disebutkan dalam kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn Al-Hajjaj vol. 1; Syaiban bin Farukh telah memberitahukan kepada kami, Abu Al-Asyhab telah memberitahukan kepada kami, dari Al-Hasan berkata, Ubaidullah Ibnu Ziyad mengunjugi Ma’qil bin Yasar Al-Muzani pada saat sakit menjelang kematiannya. Ma’qil berkata, sesungguhnya saya memberitahukan kepadamu satu hadits yang telah saya dengar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Jika saya mengetahui bahwa saya masih memiliki kehidupan pasti saya tidak akan memberitahukannya kepadamu. Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin masyarakatnya, sedangkan pada hari meninggalnya ia dalam keadaan berbuat curang pada mereka maka Allah mengharamkan surga untuknya.” Takhrij hadits oleh Al-Imam Al-Bukhari di dalam kitab Al-Ahkam, Bab; Man Istar’a Ra’iyyatan Falam Yanshah, dengan riwayat yang ringkas (No. 6731 dan No. 6732). Al-Imam Muslim di dalam kitab Al-Maghazi, Bab; Fadhilah Al-Imam Al-‘Adil, wa ‘Uqubah Al-Jaa’ir wa Al-Hatstsu ‘Ala Ar-Rifq bi Ar-Rai’iyyah wa An-Nahyu ‘An Idkhlai Al-Masyaqqah ‘Alaihim (No. 4706 dan No. 4707).

Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawaawi rahimahullaahu memasukkan hadits diatas pada bab; “Pemimpin yang berbuat curang kepada rakyatnya, pemimpin tersebut berhak mendapatkan neraka”. Kemudian beliau rahimahullaahu berkata;

Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama, “Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin masyarakatnya, sedangkan pada hari meninggalnya ia dalam keadaan berbuat curang pada mereka melainkan Allah mengharamkan surga untuknya.” Dalam riwayat lain, “Tidaklah seorang pemimpin yang mengatur urusan kaum muslimin kemudian dia tidak berusaha dengan sungguh-sungguh terhadap mereka dan memberi nasihat (kepada mereka, red) melainkan dia tidak akan masuk surga bersama mereka.

Fiqih hadits yang ada dalam bab ini adalah sebagaimana yang terdapat dalam sabda beliau, “Allah mengharamkan surga baginya.” Ada dua penafsiran mengenai hal ini, Pertama; Allah mengharamkan surga bagi orang yang menghalalkan perbuatan tersebut. Kedua; Ia tidak akan masuk surga bersama orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Al-Qadhi Iyadh rahimahullaahu berkata, “Makna dari sabda beliau tersebut adalah peringatan keras terhadap pemimpin yang mencurangi urusan kaum muslimin, padahal Allah Ta’ala telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengatur urusan mereka, menegakkan kemashlahatan agama dan dunia mereka. Jika seorang pemimpin berkhianat (tidak bertanggung jawab, ed) terhadap apa yang sudah dipercayakan kepadanya, tidak memberi nasihat, tidak memberikan informasi yang seharusnya mereka ketahui, tidak membela dan menghalangi mereka dari sesuatu yang menyimpang, melalaikan hak mereka, tidak menegakkan hukum, tidak memberikan rasa aman, tidak membantu mereka dari musuh-muuh Islam, tidak berbuat adil kepada mereka, maka pemimpin tersebut telah berbuat curang kepada mereka.”

Al-Qadhi –rahimahullaahu- mengatakan bahwa apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama tersebut merupakan peringatan agar (pemimpin) tidak melakukan kecurangan dan penipuan terhadap urusan kaum muslimin sebab hal tersebut merupakan dosa besar yang dapat membinasakan serta menjauhkan dari Surga, wallaahu a’lam. –selesai kutipan-

Demikianlah ancaman Allah Azza wa Jall terhadap para pemimpin yang curang, sombong dan dhalim. Tidaklah akhirat yang mulia disediakan untuk orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Allah Ta’ala berfirman, “Itulah negeri akhirat yang Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri di muka bumi dan tidak pula membuat kerusakan. Dan akhir yang baik itu hanya untuk orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashshash: 83)

Al-Hafidh Ibnu Katsir rahimahullaahu berkata dalam tafsirnya: “Allah Ta’ala mengabarkan bahwasanya negeri akhirat dan kenikmatannya yang kekal yang tidak akan pernah lenyap dan musnah, disediakan-Nya untuk hamba-hamba-Nya yang beriman, yang tawadhu’ (merendahkan diri), tidak ingin merasa tinggi di muka bumi yakni tidak menyombongkan diri di hadapan hamba-hamba Allah yang lain, tidak merasa besar, tidak bertindak sewenang-wenang, tidak lalim, dan tidak membuat kerusakan di tengah mereka.” [Tafsir Ibnu Katsir, 3/412]

Mudah-mudahan bisa menjadi perenungan kita bersama.

[Baca Selengkapnya...]


Kompleksitas Offset Function [Lanjutan]



Masih ingat artikel mengenai “Trik Membuat Dropdown Menu Pada Microsoft Excel” dan “Trik Membuat Grafik Menggunakan VBA Excel”?. Nah pembahasan Offset Function kali ini masih erat kaitannya dengan tema tersebut. Dropdown menu digunakan sebagai tampilan utama aplikasi VBA Excel yang saya buat sebelumnya. Fungsinya untuk memudahkan user menampilkan informasi sesuai dengan kebutuhan. User cukup memilih salah satu pilihan data di masing-masing dropdown menu, kemudian menekan tombol refresh[1] sebagai tanda bahwa syntax siap dieksekusi. System akan memproses lebih lanjut perintah tersebut, dan akan menampilkan informasi/grafik (sesuai dengan pilihan menu awal) di cell/range yang sudah kita tentukan. Jika kita ingin menampilkan data berupa grafik, maka system akan memanggil dan mengeksekusi syntax grafik secara otomatis, jika data yang ingin kita tampilkan berupa table, maka system akan memanggil dan mengeksekusi syntax table secara otomatis dan seterusnya.

Pada kesempatan kali ini saya ingin menampilkan dua buah contoh penggunaan Offset Function yang lebih kompleks. Contoh pertama berkaitan dengan “automatic blocking record”. Yakni, setiap kali ada penambahan record di database kita, maka system akan memblock data secara otomatis mulai record awal hingga record akhir. Pada pembahasan sebelumnya, syntax kita tuliskan melalui cell yang tersedia di worksheet. Namun kali ini saya akan menuliskan syntax tersebut pada jendela “Name Manager”. Perhatikan contoh berikut:



Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut; klik menu Formulas, Define Name, Name Manager atau cukup tekan Ctrl+F3 pada keyboard anda. Pilihlah New pada jendela name Manager kemudian ketik syntax berikut pada option Refers to; =OFFSET(Sheet1!$A$2,0,0,COUNTA(Sheet1!$A:$A)-1,1), dan “Kabupaten” pada option Name. Bagan di sebelah kiri menunjukkan database sebelum terjadi penambahan record. Ketika syntax diatas kita jalankan, maka record yang akan terblocking adalah range A2:A10. Bagaimana jika record kita tambah (i.e Subang dan Kuningan)?, Benar, jumlah record yang terblocking pun akan ikut bertambah (secara otomatis) sebanyak record yang ditambahkan (lihat bagan sebelah kanan, red). Jika demikian, apa fungsi dari COUNTA (pada syntax) diatas?. COUNTA akan menghitung jumlah record terbaru yang ada di database sepanjang range Sheet1!$A:$A secara terus menerus. Sudah banyak contoh-contoh serupa di buku atau internet, salah satunya di buku yang berjudul “Membuat Aplikasi Penjualan Menggunakan Macro Excel”, terbitan PT. Elex Media Komputindo. Perhatikan contoh selanjutnya;


Contoh kedua kali ini sedikit lebih kompleks (dari contoh yang pertama), dan belum pernah saya temukan di referensi-referensi Microsoft Excel manapun yang pernah saya baca, baik di buku maupun internet (kurang tahu kalau sekarang, CMIIW). Yang membuat kompleks adalah kombinasi antara dropdown menu, Offset Function, Index Function dan Match Function. Index dan Match Function sejatinya indentik dengan fungsi Lookup lainnya semisal VLOOKUP, HLOOKUP, LOOKUP dan lain-lain (silahkan browsing di internet atau bisa juga dicari di Help, red). Skenario sederhananya adalah sebagai berikut; Kategori terdiri dari banyak option begitu pula dengan Mitra AD. Health_LatePayment_2 dan PT. Pariwara Jejaring Usaha saya ambil sebagai sample. Ketika kita memilih option “Health_LatePayment_2” dan “PT. Pariwara Jejaring Usaha”, maka secara otomatis system harus mencari dan memblock informasi yang sesuai dengan pilihan tersebut. Selanjutnya ketika tombol refresh ditekan, maka table dan grafik (untuk kategori diatas) akan terbuat[2]. Bagaimana dengan syntaxnya? Let’s check this out guys;

=OFFSET(INDEX('KPI Mitra AD'!$HJ$108:$HJ$121,MATCH('KPI Mitra AD'!$C$8,'KPI Mitra AD'!$HJ$108:$HJ$121,0),1),0,0,1,COUNTA('KPI Mitra AD'!$107:$107)-1)

Ketikan syntax diatas pada jendela Name Manager i.e pada option Refers to dan “HLP2” pada Name sebagaimana contoh sebelumnya. Hasil akhir dari fungsi MATCH adalah raws (yang berupa bilangan bulat), yakni posisi baris dimana data yang akan kita cari itu berada. Jika syntax MATCH adalah (lookup_value, lookup_array, [match_type]) dengan lookup_value = 'KPI Mitra AD'!$C$8 (cell option pada dropdown menu Mitra AD, red), maka nilai MATCH-nya menjadi 110. Bagaimana dengan INDEX? Hasil akhir dari fungsi ini adalah “address”, yakni alamat dari cell yang kita cari. Jika syntax INDEX adalah INDEX(array, row_num, [column_num]) dengan array = 'KPI Mitra AD'!$HJ$108:$HJ$121, maka alamat yang kita cari adalah HJ110. Range Offset akan berubah-ubah secara dinamis mengikuti pilihan MITRA AD pada drop down menu. Perubahan inilah yang menyebabkan table dan grafik yang ditampilkan juga ikut berubah tatkala tombol refresh ditekan.

Bagaimana, sederhana kan?. Mudah-mudahan bisa dipahami.

__________________

Footnote;

[1]. Tombol Refresh saya buat menggunakan Command Button (ActiveX Control) (i.e di Menu Developer, Controls, Insert Controls)

[2]. Table dan grafik akan dieksekusi oleh syntax lain pada aplikasi tersebut i.e syntax VBA. Sedangkan Offset hanya berfungsi mengambil data terpilih yang dijadikan source pembuatan table dan grafik

[Baca Selengkapnya...]


Offset Function, Formula Excel Yang Kerap Terlupakan



Ada sebuah formula di Microsoft Excel yang jarang sekali kita gunakan dalam pekerjaan sehari-hari, padahal menyimpan banyak sekali manfaat, khususnya bagi mereka yang sudah mengetahui fungsi ini sebelumnya (i.e OFFSET Function). Formula ini bisa kita temukan dengan mudah di fasilitas help pada bab; “Lookup and reference functions (reference)”. Cukup dengan menekan tombol F1 di computer anda dan mengetikkan kata “Offset” pada search engine di help, maka anda dapat mempelajarinya lebih dalam. Detailnya sebagai berikut;



OFFSET function

Returns a reference to a range that is a specified number of rows and columns from a cell or range of cells. The reference that is returned can be a single cell or a range of cells. You can specify the number of rows and the number of columns to be returned.

Penjelasan: Saya coba tafsirkan kalimat diatas dengan gaya bahasa saya sendiri, CMIIW. Hasil akhir dari fungsi Offset adalah kembali kepada specific range, yakni perpotongan baris (row) dan kolom (column) yang berupa cell tertentu e.g A1 atau B1 misalnya. Meskipun single, secara teknis A1 atau B1 tetap disebut sebagai range. Atau bisa juga sekumpulan cell yang membentuk array e.g A1:A12 misalnya. Untuk lebih jelasnya akan kita praktekan nanti.

Syntax

OFFSET(reference,rows,cols,height,width)

Reference is the reference from which you want to base the offset. Reference must refer to a cell or range of adjacent cells; otherwise, OFFSET returns the #VALUE! error value.

Penjelasan: Pada syntax diatas terdapat reference yang merujuk kepada sebuah cell yang akan kita jadikan base atau titik acuan. Analogi sederhananya begini, kita memiliki rumah tinggal dan hampir setiap hari kita memulai rutinitas/aktivitas dari tempat tersebut. Berangkat ke kantor misalnya, (umumnya) diawali dari rumah kemudian berkendara menuju kantor. Rumah itulah yang kita sebut sebagai base. Jika reference kita isi dengan array, maka akan menghasilkan info “#VALUE!”.

Rows is the number of rows, up or down, that you want the upper-left cell to refer to. Using 5 as the rows argument specifies that the upper-left cell in the reference is five rows below reference. Rows can be positive (which means below the starting reference) or negative (which means above the starting reference).

Penjelasan: Rows berupa angka numeric, yakni sejumlah angka yang menunjukan pergeseran posisi cell dari titik acuan semula, ke atas atau ke bawah. Jika angka tersebut positif, maka posisi cell aktif akan bergeser ke bawah, jika angkanya negative maka posisi cell aktif akan bergeser ke atas. Rows = 5, artinya cell aktif bergeser ke bawah sejumlah 5 baris dari titik acuan semula, terhitung dari baris pertama setelah reference cell. Contoh reference = A1, Rows = 5, maka posisi cell aktif adalah A6 (dengan catatan, Cols = 0, red).

Cols is the number of columns, to the left or right, that you want the upper-left cell of the result to refer to. Using 5 as the cols argument specifies that the upper-left cell in the reference is five columns to the right of reference. Cols can be positive (which means to the right of the starting reference) or negative (which means to the left of the starting reference).

Penjelasan: Sebagaimana Rows, Cols atau Columns juga berupa angka numeric yang bisa kita isi dengan bilangan bulat, baik positif maupun negative. Namun pergeserannya tidak ke bawah atau ke atas, melainkan ke kanan atau ke kiri mengikuti kolom-kolomnya. Columns positif artinya cell aktif bergeser ke arah kanan sedangkan columns negative artinya cell aktif bergeser ke arah kiri. Cols = 5 artinya cell aktif bergeser ke kanan sejumlah 5 baris dari titik acuan semula, terhitung dari kolom pertama setelah reference cell. Contoh reference = A1, Cols = 5, maka posisi cell aktif adalah F1 (dengan catatan, Rows = 0, red).

Height is the height, in number of rows, that you want the returned reference to be. Height must be a positive number.

Width is the width, in number of columns, that you want the returned reference to be. Width must be a positive number.

Penjelasan: Height dan Width merupakan angka numeric yang merujuk kepada sejumlah row dan column yang akan kita treatment. Hasil akhirnya bisa berupa cell, atau kumpulan cell (array). Treatment diawali dari cell aktif hasil perpotongan Rows & Cols. Contoh; cell aktif berada pada cell A1, height = 2 dan width = 2, maka hasil akhirnya berupa block range A1:B2. (Catatan; height dan width harus bernilai positif)


Dan berikut adalah contoh penerapan syntaxnya.

Perbedaan gambar yang pertama dan kedua terletak pada nilai height-nya (lihat gambar diatas, red). Hasil akhirnya akan menunjukkan nilai yang berbeda. C1 = base/reference, raws=2, cols=1, height=1 or 2 dan width=1. Artinya posisi cell aktif berada di baris ke-2 di bawah C1 i.e baris 3 dan 1 kolom di kanan C1 i.e kolom D. Artinya pula bahwa perpotongan keduanya berada pada cell D3. Kunci treatmentnya sendiri terletak pada nilai height dan width. Nilai (1,1) pada gambar yang pertama menunjukkan bahwa system melakukan blocking hanya pada satu cell saja, yakni D3 sehingga hasil akhirnya menjadi “A”. Sedangkan nilai (2,1) pada gambar dibawahnya menunjukkan bahwa system melakukan blocking pada range D3:D4 sehingga hasil akhirnya menjadi #VALUE. Mengapa? Jika fungsi Offset tidak dikombinasikan dengan fungsi lain seperti SUM, SUMIF, SubTotal, CountA, CountIF dan sebagainya, maka nilai #VALUE akan tetap muncul selama treatment Offset berupa range, dan bukan cell. Tapi jika kita kombinasikan dengan fungsi lain e.g SUM atau CountA misalnya, maka akan menghasilkan nilai tertentu. Contoh; ketiklah formula berikut, SUM(OFFSET(C1,2,1,2,1)), maka hasil akhirnya menunjukkan nilai “0” atau ketik COUNTIF(OFFSET(C1,2,1,2,1),”A”), dimana hasil akhirnya akan menunjukkan nilai “1”.

Masih banyak manfaat lain dari fungsi Offset yang bisa kita pelajari dan kupas lebih dalam, khususnya yang berkaitan dengan pengolahan database yang selalu berubah secara dinamis, atau pembuatan grafik secara otomatis yang dipadukan dengan bahasa VBA sebagaimana pembahasan kita terdahulu. InsyaAllah pada kesempatan lain akan saya share dan tambahkan kembali…

[Baca Selengkapnya...]


Nasihat Adalah Bagian Dari Agama



Suatu ketika saya berdiskusi ringan dengan bapak di belakang rumah kami yang sederhana sembari memberi makan ikan-ikan peliharaan beliau. Kemudian saya bertanya, “Bapak dapat benih ikan-ikan ini dari mana?”, beliau menjawab, “Kebetulan teman satu kantor bapak memiliki kolam pemijahan dan pembesaran ikan, sebagian benih ini bapak dapatkan darinya, dan sisanya bapak beli dari pedagang keliling yang sering lewat di depan rumah”, saya hanya menimpali singkat ucapan bapak dengan mengatakan, “O begitu”. Beberapa hari kemudian, di saat kami sedang asyik berdiskusi di ruang tamu, melintas seorang lelaki tua persis di jalan depan rumah kami, mengayuh pelan sepeda onthelnya sambil meneriakan sesuatu (agak kurang jelas lafalnya, red). Di belakangnya terdapat dua buah keranjang (tepatnya drum plastik, red) yang menempel erat di bagian kanan dan kiri sepedanya. Spontan saya berbicara kepada bapak, “Masih ada penjual tahu keliling di tempat kita to Pak, lama sekali tak pernah terlihat”. Bapak kemudian menimpali (kurang lebih demikian), “Bukan le, dia bukan penjual tahu, dia itu orang yang pernah bapak singgung tempo hari (i.e penjual benih ikan keliling). Ia tinggal di Kecamatan sebelah, dan hampir tiap hari berjualan benih ikan di sekitar sini. Sudah puluhan tahun ia menggeluti pekerjaannya tersebut. Ia pun bercerita kepada bapak bahwa (dari keteguhan dan kesabarannya itu) ia berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang sarjana. Sebenarnya mereka (i.e anak-anaknya) sudah memintanya berhenti sejak lama, namun ia tetap berjualan sampai sekarang.” tutur bapak.

“Teguh dan sabar”, itulah kata-kata yang tercatat di momori saya hingga hari ini. Jika keteguhan dan kesabaran kita ejawentahkan dalam berbagai bentuk amal kebaikan, maka keberkahan akan datang mengiringinya, insyaAllah. Salah satu amalan yang kita dituntut untuk selalu teguh dan sabar dalam menjalaninya adalah ta’awun ‘alal birr wa taqwa, i.e tolong-menolong, nasihat-menasihati dalam kebajikan dan taqwa. Itulah tema yang hendak saya share hari ini, semoga berkenan dan bermanfaat khususnya untuk saya pribadi yang dhaif (lemah) dan faqir ini. Disebutkan dalam kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn Al-Hajjaj vol. 1 (buku terjemahannya berjudul; Syarah Shahih Muslim vol. 1, red), bab; “Agama adalah Nasihat” bahwa;

Muhammad bin ‘Abbad Al-Makki telah memberitahukan kepada kami, Sufyan telah memberitahukan kepada kami, ia berkata, “Saya berkata kepada Suhail, bahwasanya ‘Amr telah memberitahukan kepada kami dari Al-Qa’qa’, dari ayahmu. Ia mengatakan bahwa aku khawatir jika ia menggugurkan seorang rawi dariku. Ia berkata, “Saya telah mendengar hadits tersebut dari orang yang memberitahukan ayahku yaitu seorang temannya di Syam, kemudian Sufyan telah memberitahukan kepada kami dari Suhail, dari Atha’ bin Yazid, dari Tamim Ad-Daari radhiyallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Agama adalah nasihat”, Kami bertanya, “Untuk siapa?”, Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara keseluruhan.” Hadits ini ditakhrij oleh Al-Imam Abu Dawud dalam kitab Al-Adab, bab; Fi An-Nashiihah No. 4944 dan Al-Imam An-Nasa’i dalam kitab Al-Bai’ah, bab; An-Nashihatu Lil Iman No. 4208 dan No. 4209, Tuhfah Al-Asyraf No. 2053.

Pensyarah (i.e Al-Imam Al-Hafidz Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Murri bin Hasan bin Husain bin Hizam bin Muhammad bin Jum’ah Al-Hizami Al-Haurani Asy-Syafi’i atau yang lebih kita kenal dengan panggilan Al-Imam An-Nawaawi rahimahullaahu, wafat; 20 Rajab 676 Hijriyah) berkata;

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Agama adalah nasihat”, Kami bertanya, “Untuk siapa?”, Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan masyarakatnya”. Hadits ini memiliki nilai yang sangat penting. Bahkan di dalamnya terdapat poros ajaran Islam sebagaimana yang akan kami sebutkan dalam syarahnya. Meskipun ada yang mengatakan bahwa nasihat adalah salah satu dari empat bagian ajaran Islam, i.e salah satu empat hadits yang terkumpul padanya ajaran Islam, maka pendapat tersebut tidaklah benar. Sebab hadits ini merupakan satu-satunya inti ajaran Islam itu sendiri, yakni nasihat.

Adapun syarah (penjelasan) hadits ini, maka Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khaththabi rahimahullaahu berkata, “Nashiihah (nasihat) merupakan ungkapan yang singkat, tetapi sarat dengan makna, sebab akan memberikan keuntungan berupa kebahagiaan bagi orang yang dinasihatinya. Dikatakan sebagai kalimat singkat yang sarat dengan makna karena tidak ada kata dalam bahasa arab yang bentuknya tunggal, tetapi memiliki makna yang dalam selain ini. Sebagaimana halnya para ulama mengatakan tentang al-falaah (kebahagiaan, red), bahwa tidak ada di dalam perkataan bahasa arab, satu kalimat yang telah terkumpul padanya kebaikan dunia dan akhirat selain kata ini. Dikatakan bahwa an-nashiihah terambil dari sususan kalimat nashaha ar-rajuu tsaubahu (seorang menjahit bajunya). Mereka menyerupakan perbuatan orang yang memberikan nasihat demi kebaikan orang yang dinasihatinya dengan orang yang menambal dan menjahit pakaian atau bajunya yang berlubang.

Dikatakan pula bahwa an-nashiihah terambil dari kalimat nashahtu al-‘asala (saya memurnikan madu), yakni memisahkan madu dari lilinnya. Mereka menyerupakan nasihat yang berharga, yang tidak dicampuri oleh dusta dengan pemurnian atau pemisahan madu dari lilinnya.” Al-Imam (Al-Khaththabi) juga menambahkan bahwa makna hadits diatas adalah tonggak dan serta kokohnya agama adalah dengan nasihat, seperti sabdanya, “Al-hajju ‘arafah” artinya inti dari pelaksanaan haji itu adalah wukuf di Arafah.

Para ulama berbeda-beda dalam menafsirkan tentang an-nashiihah (nasihat). Al-Khaththabi dan selainnya dari kalangan ulama menjelaskan tentang makna nasihat, yang penjelasan mereka itu saya gabungkan menjadi satu. Mereka berkata, “Makna nasihat untuk Allah adalah tidak beriman kepada selain Dia, tidak menyekutukan-Nya, meninggalkan segala bentuk penyimpangan yang berhubungan dengan sifat-sifat-Nya, menyifati-Nya berdasarkan kesempurnaan serta keagungan-Nya, tidak menyifati Allah dengan kekurangan walau sekecil apapun, selalu mentaati-Nya, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat kepada-Nya, mencintai dan membenci hanya karena Allah, menunjukkan sikap loyalitas (wala’) kepada orang yang mentaati Allah, mengingkari orang yang bermaksiat kepada-Nya, memerangi orang-orang kafir, mengakui dan mensyukuri segala nikmat-Nya, ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya, menyeru orang lain kepada seluruh apa yang sudah disebutkan diatas dan memerintahkan untuk melakukannya, bersikap lemah lembut kepada seluruh manusia, atau kepada orang yang berhak untuk mendapatkan kelemahlembutan.”

Al-Khaththabi rahimahullaahu mengatakan bahwa hakikat dari penyandaran nasihat ini kepada Allah adalah kembali kepada hamba itu sendiri, karena Allah Ta’ala Mahakaya dan Dia tidak membutuhkan nasihat dari hamba-Nya.

Adapun makna nasihat untuk kitab-Nya adalah mengimani bahwasanya ia adalah kalam Allah Ta’ala serta (Dia lah) yang telah menurunkannya, ia tidak serupa sedikitpun dengan perkataan makhluk, sebab memang tidak ada seorang makhluk pun yang mampu untuk mendatangkan (perkataan) yang serupa dengan kalam-Nya itu, kemudian mengagungkannya, membacanya dengan sungguh-sungguh, membaguskan bacaan, serta merenungkan maknanya, menunaikan hak dari setiap huruf-hurufnya pada saat membaca, membelanya dari segala bentuk penafsiran yang menyimpang, melawan orang-orang yang mencelanya, mempercayai segala kandungannya, melaksanakan hukum-hukumnya, memahami segala bentuk informasi dan perumpamaan yang dikandungnya, mengambil pelajaran dan dan nasihatnya, bertafakkur dengan segala keajaibannya, mengamalkan ayat yang bersifat muhkam (jelas) dan menerima yang mutasyabih (samar-samar), membahas makna yang bersifat umum dan khususnya, mengkaji nasakh dan mansukhnya, menyebarkan ilmu Al-Qur’an dan menyeru kepadanya.

Adapun makna dari nasihat untuk Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama adalah dengan mengimani beliau sebagai utusan Allah, mengimani segala sesuatu yang beliau bawa, menaati perintah dan larangannya, menolongnya, baik saat masa hidupnya maupun sesudah wafatnya, memusuhi orang yang memusuhinya, loyal terhadap orang yang loyal kepadanya, menghormati haknya dan menempatkannya sesuai porsinya, mengamalkan sunnah-sunnahnya, menyebarkan dakwah dan syariatnya, tidak menuduhnya dengan tuduhan negatif, mengikuti syariat yang diperintahkannya, memahami apa yang disampaikannya, lemah lembut dalam mempelajari dan mengajarkan sunnah-sunnahnya, tidak mengatakan sesuatu tentang beliau tanpa didasari ilmu, mengikuti akhlak beliau, beradab dengan adab-adabnya, mencintai anggota keluarga dan para shahabatnya, menghindarkan diri dari berbuat bid’ah terhadap sunnah-sunnahnya, mengikuti jejak para shahabatnya, dan sebagainya.

Selain itu, makna nasihat untuk para pemimpin kaum muslimin adalah tolong-menolong dengan mereka dalam kebenaran, mentaati perintah mereka dalam kebenaran, mengkoreksi dan mengingatkan mereka dengan cara yang lembut, memberitahukan kepada mereka tentang sesuatu yang mereka lalaikan dan tidak melanggar hak-hak kaum muslimin, tidak membangkang terhadap mereka, menganjurkan orang lain untuk mentaati mereka. Al-Khaththabi rahimahullahu menambahkan, termasuk nasihat kepada mereka adalah shalat di belakang mereka, berjihad bersama mereka, tidak menipu mereka dengan pujian palsu, mendoakan kebaikan bagi mereka. Selain itu, yang dimaksud dengan pemimpin kaum muslimin adalah para khalifah dan para pemimpin yang mengurusi urusan-urusan kaum muslimin, inilah menurut pendapat yang masyhur. Al-Khaththabi menambahkan bahwa ada juga penafsiran (lain) tentang maksud dari pemimpin yakni para ulama, sedangkan nasihat bagi mereka adalah menerima apa yang mereka riwayatkan, mengikuti mereka dalam berhukum.

Sedangkan maksud dari nasihat untuk masyarakat muslim adalah selain dari para pemimpin, maka bentuk nasihatnya adalah dengan cara menunjuki mereka kepada jalan untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat, menahan diri untuk tidak menyakiti, mengajarkan sesuatu yang tidak mereka ketahui tentang agama mereka, membantu dengan perkataan dan perbuatan, menutupi kekurangannya, mencegah keburukan darinya, memberikan manfaat kepada mereka, melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar dengan lemah lembut dan ikhlas, menyayangi mereka, menghormati orang tua dan menyayangi anak kecil, memberikan nasihat yang baik, tidak berbuat curang dan hasad, mencintai mereka seperti ia mencintai dirinya sendiri dan membela harta benda dan kehormatan mereka, menyarankan mereka berakhlak dengan apa yang telah kami sebutkan dari macam-macam bentuk nasihat terhadap mereka, memotivasi mereka untuk melakukan ketaatan. Inilah intisari tentang tafsir nasihat.

Ibnu Baththal rahimahullaahu berkata tentang hadits ini, “Nasihat dinamakan juga dengan agama dan Islam, karena agama harus dengan perbuatan dan perkataan sebagaimana halnya Islam. Ia menambahkan bahwa ‘nasihat’ hukumnya fardhu kifayah, orang yang melakukannya akan diberi balasan (pahala, red), sedangkan yang lain telah gugur kewajibannya. Nasihat harus dilakukan sesuai dengan kemampuan, jika orang yang memberikan nasihat mengetahui bahwa nasihatnya akan diterima dan perintahnya akan dituruti, serta tidak akan membahayakan, maka ia wajib melakukannya. Adapun jika ia khawatir akan semua itu, hendaklah dengan hatinya sebagaimana hadits terdahulu.”

Sekian kutipan saya dari Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim Ibn Al-Hajjaj vol. 1, kitab Iman, hadits No. 194, karya Al-Imam An-Nawaawi rahimahullaahu.

Ditulis pada hari Selasa, 16 Februari 2011 ba’da ‘isya.

[Baca Selengkapnya...]


Vacancy @PT. Halliburton Indonesia



Our client, Halliburton is seeking for professional candidates for operations in Indonesia.

Since 1919, Halliburton has been opening Worlds of Opportunity around the globe. We're one of the world's largest and most safety-conscious providers of oilfield services. Come in and explore your future!


Available positions:

  • Directional Drillers [DD] (Jakarta-based)
  • M/LWD Field Engineers [MWD] (Jakarta-based)
  • Petrophysicists [PP] (Jakarta-based)
  • Wireline Field Engineer [WFE] (Balikpapan-based)

In order to be qualified for the above positions, candidates must have minimum of relevant 3 years of work experience. For MWD position, fresh graduates holding bachelor's degree in engineering major course are encouraged to apply.

In order to apply, please submit your application along with your updated CV to: Recruitment.Indonesia@halliburton.com

Halliburton: Worlds of Opportunity for you!

Source: "recr_off"

[Baca Selengkapnya...]


Gemar Bersedekah, Pema’af dan Rendah Hati (Tawadhu’)



Setiap kali saya pulang ke Cilacap, saya selalu menyempatkan diri membuka kardus (yang saya titipkan) di kamar bapak, sebuah kardus yang berisi beberapa buku yang sarat akan ilmu dan kebaikan –insyaAllah-. Hari itu saya mengambil sebuah kitab/buku yang berjudul Subulus Salaam Syarh Bulughul Maram vol. 3, Kitab Jami’, karya Al-Imam Muhammad bin Ismail bin Shalah Al-Amir Al-Kahlani Ash-Shan’ani rahimahullaahu (wafat; 1182 H). Kemudian saya buka syarah hadits No. 1430 yang berbunyi;

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu Ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidaklah Allah –Azza wa Jall- tambahkan bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tidaklah seorang bersikap tawadhu’ terhadap orang lain karena Allah –Azza wa Jall- melainkan Allah Ta’ala akan meninggikan derajatnya.” [HR. Muslim No. 2588]

Dan berikut adalah syarah/penjelasan haditsnya, mudah-mudahan bermanfaat.

Tafsir Hadits;

Para ulama menafsirkan kalimat “Tidak mengurangi harta” [1] dengan dua tafsiran;

[a]. Allah –Azza wa Jall- akan memberkahi hartanya, akan menghindarkannya dari kerugian sehingga kekurangan yang terjadi dalam bentuk kongkrit ditutupi oleh Allah Ta’ala dengan keberkahan yang abstrak

[b]. Si pelaku akan mendapatkan ganjaran pahala dari sedekah sebagai pengganti berkurangnya harta yang ia sedekahkan. Jadi seolah-olah sedekah itu tidak pernah mengurangi hartanya, karena Allah akan menuliskan untuknya kebaikan yang dilipatgandakan mulai dari sepuluh kali lipat hingga berlipat-lipat ganda yang lebih banyak

Menurut saya (pensyarah, i.e Al-Imam Ash-Shan’ani, red) ada makna yang ketiga yaitu;

[c]. Atau Allah –Azza wa Jall- akan menggantikan kembali harta yang telah ia sedekahkan sehingga hartanya tidak terlihat berkurang bahkan boleh jadi hartanya akan bertambah banyak dari yang semula. Ini semua berdasarkan firman Allah Ta’ala;

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya…” (QS. Saba’; 39)

Hal ini dapat dibuktikan dengan realita dan pengalaman.

Sabda beliau –Shallallaahu ‘alaihi wa sallama, “Tidaklah Allah Ta’ala tambahkan bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan” [2] merupakan dorongan untuk senantiasa memberikan maaf kepada orang yang menyakiti dirinya dan tidak membalasnya dengan perbuatan jelek yang sama, walaupun hal itu dibolehkan [3]. Allah Ta’ala berfirman;

“Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syuraa’; 40)

Demikian juga Allah Ta’ala akan memasukkan rasa hormat dan mulia di hati masyarakat terhadap seorang pema’af karena dengan penilaian yang fair dapat diperkirakan bahwa orang seperti ini akan dihormati dan terjaga serta dimuliakan. Disamping itu, ada kemungkinan (hal ini) juga tidak akan membuat seseorang mulia. Untuk menampik kemungkinan-kemungkinan tersebut Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallama menegaskan bahwa memberi maaf pasti akan menambah kemuliaan seseorang.

Sabda beliau, “Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ terhadap orang lain karena Allah” [4] yaitu karena mengharapkan sesuatu yang telah disiapkan Allah untuk orang-orang yang tawadhu’ “melainkan Allah Ta’ala akan meninggikan derajatnya”. Ini merupakan dalil/hujjah bahwa sikap tawadhu’ atau rendah hati adalah yang menjadikan sebab naiknya derajat seseorang secara mutlak baik di dunia maupun di akhirat.

Hadits ini memberikan dorongan untuk banyak bersedekah, memberikan maaf dan bersikap rendah hati karena sikap-sikap ini merupakan inti dari akhlak yang mulia. [Subulus Salaam Syarh Bulughul Maram, vol. 3, hadits No. 1430]

Sumber tambahan: www.muslim.or.id

Catatan Kaki;

[1]. Makna lain dari kalimat “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Ta’ala jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah Ta’ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata. [Syarhu shahihi Muslim (16/141) dan Faidhul Qadiir (5/503)]

[2] Makna lain dari “bertambahnya kemuliaan orang yang pemaaf” di dunia adalah dengan dia dimuliakan dan diagungkan di hati manusia karena sifatnya yang mudah memaafkan orang lain, sedangkan di akhirat dengan besarnya ganjaran pahala dan keutamaan di sisi Allah Ta’ala. [Syarah shahih Muslim (16/141) dan Tuhfatul ahwadzi (6/150)]

[3]. Mengenai hal ini dijelaskan oleh Al-Imam Ash-Shan’ani pada syarah hadits yang lain. Hanya sayang, saya lupa mencatatnya kemarin. Mungkin pada kesempatan yang lain bisa ditambahkan.

[4]. Arti tawadhu’ (merendahkan diri) karena Allah adalah merendahkan diri dari kedudukan yang semestinya pantas bagi dirinya, untuk tujuan menghilangkan sifat ujub dan bangga terhadap diri sendiri, dengan niat mendekatkan diri kepada-Nya, dan bukan untuk kepentingan duniawi. [Tuhfatul ahwadzi (6/150) dan Faidhul Qadiir (5/503)]

[Baca Selengkapnya...]


 

Entri Populer

Recent Comments

Blog Statistic

Return to top of page Copyright © 2007 | Old Nakula